Ditegaskan bahwa besar kemungkinan 78% kursi kabinet Prabowo akan diisi oleh wakil partai.
"Sisanya diserahkan kepada non parpol," katanya.
Selain menteri keuangan yang kemungkinan akan tetap dijabat oleh Sri Mulyani, jabatan yang diemban oleh anggota kabinet non parpol ini terlihat bukanlah jabatan strategis, ekonomis dan politis.
"Untuk tiga kriteria ini, hampir semuanya diisi oleh wakil parpol," papar Ray.
Ditegaskan bahwa dari nama-nama yang beredar, nampak kepedulian Prabowo pada peningkatan kualitas demokrasi, HAM dan anti korupsi bukanlah prioritas.
"Dengan begitu, agar Prabowo memutus kemerosotan kualitas demokrasi, HAM dan gerakan anti korupsi, rasanya, tidak terlalu dapat diharapkan. Demokrasi, HAM, gerakan anti korupsi, dan efesiensi serta efektivitas kemungkinan, akan berjalan di tempat," ujar Ray.
Disayangkan, menurut Ray, dalam hajatan audiensi itu terlihat Sufmi Dasco Ahmad.
"Sekarang menjabat sebagai wakil ketua DPR dari fraksi Gerindra. Tentu disayangkan, wakil ketua DPR terlibat langsung memfasilitasi aktivitas audiensi calon menteri," katanya.
Menurut dia sebaiknya hal itu ditinggalkan.
"Apalagi Sufmi sudah resmi dilantik sebagai wakil ketua DPR. Rekrutmen calon kabinet itu sepenuhnya hak eksekutif. Maka, kehadiran Sufmi dalam prosesi itu seperti tidak menghormati jabatan yang tengah diembannya," kata dia.
Kabar Baiknya
Sejauh ini, lanjut Ray, dalam deretan nama calon anggota kabinet, tidak terdapat kerabat Prabowo.
Dan juga pernyataan Nasdem yang tidak mengirim wakil mereka di kabinet sekalipun sudah menyatakan dukungan terhadap Prabowo.
"Alasan Nasdem adalah kepatutan. Sikap ini layak diapresiasi," katanya.