Komaruddin menilai belum ada urgensi untuk memindahkan ibu kota belakangan ini. Alasannya, ucap Komaruddin, Indonesia tidak akan mati jika tidak pindah ibu kota.
Andry Satrio Nugroho, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), meyakini Prabowo tidak akan terlalu fokus pada pengembangannya dibandingkan Jokowi.
"Barangkali Pak Prabowo tidak mau APBN terbebani oleh IKN. Kita tahu dari APBN 2025 hanya dialokasikan Rp15 triliun untuk itu (tahun depan)," kata Andry seraya mencontohkan penurunan tajam dari APBN tahun ini, dimana pemerintah mengalokasikan Rp44 triliun untuk pembangunan ibu kota baru.
“Dan ini tandanya Pak Prabowo tidak fokus ke situ (Nusantara)," ujarnya dikutip dari CNA.
Andry berpendapat bahwa Presiden terpilih Prabowo lebih suka fokus pada pembangunan kapasitas manusia daripada infrastruktur.
Ia akan melakukan ini dengan melaksanakan program makanan gratis bagi pelajar di seluruh negeri, yang merupakan landasan utama kampanyenya saat ia mencalonkan diri dan diyakini sebagai program khasnya.
Sekitar Rp 71 triliun rupiah telah dialokasikan dari anggaran negara untuk program tersebut tahun depan.
Prabowo juga telah menetapkan target untuk membangun tiga juta rumah untuk masyarakat miskin setiap tahunnya .
Kedua program tersebut bertujuan untuk memberantas faktor-faktor yang menghambat pengembangan sumber daya manusia di negara ini, yaitu stunting dan krisis perumahan.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.