Pria yang kerap dipanggil Gus Yaqut ini bahkan mengaku lebih mempunyai banyak kegiatan setelah tak lagi menjadi Menag.
"Jadi justru malah lebih sibuk sekarang daripada kemarin (jadi Menag)," kata Yaqut saat dihubungi Tribunnews.com.
Empat hari berlalu setelah tak menjadi Menteri, Yaqut mengaku sudah ada dua tugas besar yang diemban kepadanya dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Tugas pertamanya yakni menjadi Koordinator Nasional Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU).
Menjadi Koordinator Nasional GKMNU ini, Gus Yaqut mempunyai tugas yang fokus mensejahterakan warga NU di seluruh Indonesia agar lebih baik lagi.
Baca juga: Malam Pertama Menteri Prabowo di Akmil Magelang, Tak Ada Acara Formal Hanya Dinner dan Mengobrol
Dia tak menampik jika saat ini kesejahteraan warga NU secara demografi banyak yang kurang mampu.
Selain itu, Gus Yaqut juga diberi tugas oleh kakak kandungnya yakni Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang merupakan Ketua Umum (Ketum) PBNU.
Gus Yaqut diminta sang kakak untuk menggawangi sebuah organisasi bernama Institute For Humanitarian Islam (IFHI).
Peran Gus Yaqut dalam organisasi tersebut yakni untuk mengkampanyekan agama Islam yang berkemanusiaan, toleran dan menjunjung konsep kasih sayang untuk semuanya atau rahmatan lil alamin.
"Saya masih mengelola madrasah di kampung (Rembang, Jawa Tengah). Yang di Rembang yang kelola adik saya, tapi saya ngawasi dari jauh (Jakarta) saja," tuturnya.
Gus Yaqut sendiri mengaku tak kecewa meski dirinya tak diajak bergabung menjadi menteri di Kabinet Merah Putih.
Sebaliknya, dia sangat yakin penggantinya, yakni Nasaruddin Umar bisa meneruskan perjuangannya sebagai Menag dengan melihat latar belakang yang luar biasa.
Tawaran Sekjen UNWTO untuk Sandiaga Uno
Sama halnya dengan Yaqut, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno atau yang akrab dipanggil Sandiaga Uno pun juga tidak menganggur.
Sumber Tribunnews menyebut Sandiaga masih menjalani sejumlah kegiatan sejak tidak lagi menjadi pembantu Presiden.