Sementara itu, Tim Hukum Zakiyah-Najib, Cecep Azhar, mengaku siap melakukan pendampingan hukum pada keluarga Rouf.
Pasalnya, dirinya telah memperoleh instruksi untuk turun membantu.
Apalagi, sambungnya, kantor hukum miliknya sudah bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Banten untuk memberikan pendampingan hukum pada keluarga tidak mampu.
"Alhamdulillah tahun ini sudah hampir 28 orang warga miskin yang kita bantu, kalau emang ini nanti diizinkan (Keluarga Rouf), insyaallah kami pun akan berangkat ke Purwakarta atas izin daripada keluarga," ujarnya.
Ia mengaku ingin ada solusi baik untuk Rouf maupun keluarga korban yang meninggal akibat kecelakaan di Tol Cipularang.
Cecep menilai kecelakaan itu tidak disengaja, karena bukan human error melainkan rem blong dan faktor cuaca.
"Semoga tidak masuk ke ranah hukum ya, semoga keluarga korban menyadari bahwa ini musibah," tuturnya.
Dugaan Penyebab Kecelakaan
Terpisah, kecelakaan beruntun yang melibatkan 17 kendaraan di Tol Cipularang ini diduga terjadi karena kendaraan truk tronton bermuatan kardus bekas berdimensi lebih atau over dimension.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Risyapudin Nursin mengungkapkan, pihaknya menemukan perbedaan antaran gandengan truk yang sebenarnya dengan yang tertera dalam izin uji berkala.
"Kami perlu dalami lebih lanjut karena temuan di lapangan, gandengan yang digunakan pada kepala truk berbeda dengan yang diizinkan ketika uji berkala, sehingga menyebabkan over dimension," kata Risyapudin dalam keterangan resmi Jasa Marga, dikutip dari TribunJabar.id, Kamis.
Meski begitu, Risyapudin menyatakan, segala dokumen uji berkala alias KIR truk tronton dengan nomor polisi B 9940 JIN masih berlaku dan sesuai.
Akan tetapi, sambungnya, ada perubahan struktur kendaraan setelah uji berkala tersebut.
"Data yang diperoleh pada aplikasi Mitra Darat, truk tempel dengan nomor polisi B 9440 JIN itu punya masa berlaku uji berkala sampai 18 Maret 2025," ucapnya.
Berdasarkan data Jasa Marga, insiden kecelakaan di ruas jalan Tol Cipularang sekitar kilometer 86 sampai 92 memang kerap terjadi.