Namun saat kunjungan awak media itu sebanyak 300 personel di antaranya, ungkapnya, tengah berada di Pantai Banongan untuk berlatih bersama TNI.
Kapal HMAS Adelaide, ujarnya, adalah kapal amfibi yang ditugaskan untuk biasanya digunakan untuk operasi bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana.
Kapal itu juga tercatat mampu mengangkut lebih dari 110 kendaraan militer dan lebih dari 12 helikopter.
Baginya, kapal HMAS Adelaide, seperti sebuah kota kecil di mana dirinya bertugas sebagai seorang walikota.
Sebagai seorang walikota, ia bertugas untuk memastikan kebutuhan para warganya terpenuhi.
Kapal HMAS Adelaide sendiri, ungkapnya, mampu mencukupi kebutuhan para personelnya secara mandiri.
Hal tersebut di antaranya karena kapal HMAS Adelaide memiliki fasilitas penyulingan air laut.
Tercatat, kapal tersebut mampu menghasilkan sebanyak 156 ribu liter air per hari dan menyediakan 6 ribu makanan per hari.
"Kadang saya merasa seperti walikota di sebuah kota kecil. Terkait itu, tentunya hukum dan aturan perlu ditegakkan, sehingga di kapal ini juga terdapat polisi militer. Selain itu, kami juga harus memastikan kebutuhan personel seperti air, makanan, AC, dsn lainnya tetap terpenuhi," ujarnya.
"(Tantangannya) Banyaknya jumlah personel yang berada di atas kapal jauh dari keluarga dan sahabat, mereka adalah manusia yang juga terkadang merasa stres. Sehingga kami harus mengelola itu dengan sebaik-baiknya sehingga masing-masing personel dapat menjalankan tugasnya dengan baik," ungkap Troy.