Sebelumnya, berdasarkan hasil rekonstruksi kasus pelecehan seksual Agus Buntung pada Rabu, di Taman Udayana dan Taman Sangkareang Kota Mataram, NTB, disebutkan cara Agus Buntung mendekati para korbannya.
Joko menjelaskan, Agus Buntung mendekati para korban yang sedang duduk sendiri dan terlihat galau di Taman Udayana dan Taman Sangkareang Kota Mataram.
"Agus melakukan profiling terhadap korban, yang sedang duduk sendiri di taman, dengan asumsi ketika dia duduk sendiri dia sedang galau, sedang ada masalah, di situlah kemudian Agus masuk," terang Joko.
Saat mendekati para korban, kata Joko, Agus menunjukkan kondisinya yang disabilitas atau tidak mempunyai dua tangan, sehingga membuat para korban merasa iba.
Agus Buntung bahkan terus menunjukkan bahwa dia tidak bisa berbuat apapun, beraktivitas pun susah, dan dia juga mengaku sering direndahkan.
Trik Agus Buntung itu pun berhasil membuat korban iba dan akhirnya percaya pada Agus.
"Akhirnya korban merasa iba dan korban menaruh kepercayaan pada si Agus," cerita Joko.
Ketika korban sudah iba, Agus Buntung pun memanfaatkan momen tersebut dengan menggali informasi cewek incarannya itu.
Bahkan, Agus Buntung berani menggali hal-hal yang bersifat privasi dan sensitif.
Korban kemudian mulai terpancing dan menceritakan hal-hal yang tidak semestinya diceritakan.
Cerita korban itulah yang menjadi senjata Agus Buntung untuk mengancam para korbannya.
Di mana, Agus Buntung mengancam akan menceritakan aib-aib para korban ke orang tua, dan orang-orang terdekat korban.
Karena hal tersebut, korban pun merasa terintimidasi dan akhirnya memilih untuk menuruti keinginan Agus Buntung, hingga terjadilah pelecehan seksual di satu homestay.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul 18 Pengacara Siap Bela Agus Buntung di Persidangan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual
(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunnewsBogor.com/Sanjaya Ardhi) (TribunLombok.com/Robby Firmansyah/Laelatunniam)