Menteri Sosial itu selama ini dikenal merupakan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Rommy mengaku sudah menerima telepon dari Gus Ipul untuk mengonfirmasi dirinya masuk bursa caketum PPP.
"Tadi beliau langsung menelpon saya menyampaikan, betul nama saya disebut, karena beliau membaca berita. Saya bilang, 'ya itu yang saya tangkap di pembicaraan WhatsApp grup kader-kader partai dan juga yang kemarin muncul'," ujarnya.
"Juga nama Pak Dudung Abdurrachman yang mantan KSAD, dan beliau juga sekarang Wanhatsuspres, setidaknya 4 nama," imbuh Rommy.
Rommy menyebut pertainya terbuka bagi kandidat ketua umum dari luar PPP.
Menurut Rommy, sudah saatnya dibutuhkan peremajaan di tubuh partai.
PPP harus mau menerima bahkan calon-calon ketua umum yang berasal dari luar PPP.
Untuk itu kata Rommy, PPP bisa mengubah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) terkait caketum selain kader.
Perubahan aturan partai demi mencari ketua umum yang mumpuni adalah hal positif.
"Sebagai partai Islam yang nggak boleh diubah itu kan hanya Alquran saja. Kalau cuma AD/ART diubah itu adalah keharusan karena itu bagian dari adaptasi PPP terhadap kebutuhan, termasuk kebutuhan pemimpin baru," ujarnya.
PPP Butuh Pemimpin Inovatif
Terpisah, Wakil Ketua DPW PPP Jawa Barat, Arief Maoshul Affandy mengatakan, PPP membutuhkan pemimpin yang inovatif, memiliki jaringan kuat di tingkat nasional serta butuh pemimpin yang tidak ada sekat dengan kader.
"Itu juga penting yang tidak elitis, mau menyapa kadernya tidak pada momen politik saja tetapi mau turun ke bawah mengunjungi kader dan masyarakat umum," kata Arief.
Arief pun berharap ajang Mukernas dan Muktamar yang bakal digelar PPP berjalan dengan kondusif dan mampu melahirkan narasi besar dalam politik nasional dan internasional.
"PPP harus melakukan evaluasi menyeluruh di setiap tingkatan kepengurusan, bisa dimulai dengan pertanyaan salah apa?, bukan salah siapa?" ujarnya.