Ini adalah momen penting yang bisa menjadi titik balik dalam karier politiknya, dan tentu saja menciptakan harapan serta kecemasan bagi banyak pihak.
Apakah Jokowi akan menemukan tempat baru yang bisa mendukung ambisi dan visi politiknya?
Atau akankah ia lebih memilih untuk mengambil langkah lebih berani dengan mendirikan partai politik sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan ini akan terus bergulir seiring berjalannya waktu, dan semua mata kini tertuju pada langkah selanjutnya dari sosok yang selama ini dianggap sebagai simbol stabilitas politik di Indonesia.
Gabung Gerindra?
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (9/12/2024), mengatakan, dalam pertemuan itu, tidak dibahas secara spesifik mengenai ke mana Jokowi setelah tak lagi menjadi bagian dari PDI-P.
Meski demikian, Muzani menegaskan, Gerindra merupakan partai yang terbuka. Siapa pun bisa masuk ke Gerindra, apalagi Jokowi.
”Partai terbuka itu artinya kami terbuka dengan (siapa pun), jangankan orang dengan sekaliber Pak Jokowi sebagai mantan presiden yang memiliki jasa dan ketokohan yang semua orang sudah mengakui,” ujar Muzani.
Jika Jokowi memilih bergabung dengan Gerindra, Muzani melanjutkan, seluruh kader pasti akan menyambutnya. Sebab, bagi Gerindra, bergabungnya Jokowi merupakan sebuah kehormatan.
”Jika beliau mau bergabung tentu bagi kami kehormatan yang amat besar. Karena itu, kami merasa mendapatkan kehormatan. Itu saja,” ucap Muzani.
Golkar buka pintu
Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhammad Sarmuji memastikan pihaknya tetap membuka pintu untuk Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi jika ingin bergabung ke Golkar usai dipecat dari PDIP.
"Kita tunggu saja langkah Pak Jokowi selanjutnya. Jika setelah mempertimbangkan segala hal Pak Jokowi masuk ke Golkar, sebagai partai terbuka, tidak ada halangan bagi Golkar untuk menerima beliau dengan tangan terbuka," ujar Sarmuji kepada wartawan, Senin (16/12/2024).
Namun, Sarmuji tidak mau berkomentar apa-apa soal pemecatan Jokowi oleh PDIP.