TRIBUNNEWS.COM - Kisah terkait latar belakang Dwi Ayu Darmawati (19) yang menjadi korban penganiayaan anak bos toko roti, George Sugama Halim diceritakan oleh pengusaha asal Semarang, Henry Kurnia Adhi atau yang lebih dikenal dengan Jhon LBF.
Jhon menyebut Dwi Ayu merupakan anak yatim sejak kecil. Tak cuma itu, ibu korban George itu juga hanya seorang penjual nasi kuning.
"Dari kelas 4 SD, (Dwi Ayu) nggak punya bapak pak, anak yatim. Ibunya hanya pedagang nasi kuning," cerita Jhon LBF dikutip dari YouTube Uya Kuya TV, Rabu (18/12/2024).
Kisah Dwi Ayu dan keluarganya semakin menyayat hati ketika mereka hanya tinggal di sebuah rumah kontrakan berukuran 3x4 meter.
Bahkan, kata Jhon LBF, rumah tersebut ditinggali oleh Dwi Ayu, ibunya, dan kakaknya.
"Terus beliau cerita semua tinggal di sebuah rumah kontrakan 3x4 meter, isinya tiga orang. Isinya ibu, mbak Dwi Ayu, dan kakaknya," jelas Jhon.
Di sisi lain, Jhon juga mengungkapkan bahwa Dwi Ayu telah bekerja di perusahaan miliknya, Hive Five serta akan dikuliahkan.
Jhon mengatakan Dwi Ayu ditempatkan sebagai resepsionis di perusahaannya karena yang bersangkutan memang suka berkomunikasi dengan orang lain.
"Saya undang ke kantor tadi di hadapan karyawan-karyawan saya, digali minatnya, beliau suka di front liner, suka ketemu orang."
"Akhirnya tadi saya kasih penempatan di bagian resepsionis di head office saya dan diarahkan untuk diajarin," kata Jhon.
Baca juga: Korban Bantah Anak Bos Roti Gangguan Jiwa: Dia Normal tapi Suka Marah-marah
Kebaikan Jhon terhadap Dwi Ayu tidak hanya sampai itu saja. Dia juga akan menguliahkan Dwi Ayu sampai lulus dan kini tengah dicarikan universitas di Jakarta oleh timnya.
Jhon pun menyarankan agar korban George itu mengambil jurusan hukum. Namun, Dwi Ayu ternyata lebih berminat di bidang accounting ataupun perpajakan.
"Saya sudah konfirmasi, nanti langsung tim saya sedang mencari kampus terbaik di Jakarta untuk beliau kuliah semuanya dari pendaftaran, uang pendidikan, sampai lulus kuliah perusahaan saya yang nanggung."
"Tadi sudah saya saranin (mengambil jurusan) hukum, tetapi dia nggak suka. Dia sukanya lebih ke angka-angka, di accounting dan perpajakan," jelasnya.