Satu-satunya tempat yang tersedia adalah palungan, sebuah wadah untuk makanan ternak.
Di tempat sederhana inilah bayi Yesus lahir dan dibaringkan.
Pada Injil juga disebutkan tentang kedatangan tiga orang Majus.
Mereka awalnya sedang menjaga kawanan ternak di padang, ketika malaikat datang dan mengumumkan kabar tentang kelahiran Sang Juru selamat.
Setelah malaikat pergi, mereka segera pergi ke Betlehem untuk mencari Yesus.
Ketika mereka tiba, mereka menceritakan pesan yang disampaikan oleh malaikat, menyembah bayi Yesus, dan mempersembahkan hadiah berupa emas, kemenyan, dan mur.
Baca juga: 20 Puisi Spesial Bertema Natal yang Menyentuh Hati, Cocok Dibacakan saat Malam Natal 2024
Sejarah Perayaan Hari Raya Natal
Natal berasal dari bahasa Latin Natalis, yakni Dies Natalis, yang berarti Hari Lahir.
Masyarakat dalam Imperium Romawi pernah menggunakan istilah ini untuk kelahiran Dewa Sang Surya; Dies Natalis Invicti yang berarti hari kelahiran matahari yang tak terkalahkan.
Hal ini dihubungkan dengan penyembahan kaisar sebagai dewa seperti matahari.
Demi kehormatannya sendiri sebagai ‘tuhan’, maka pada abad ke–3, kaisar menetapkan perayaan hari kelahirannya pada 25 Desember.
Dalam tradisi Barat, peringatan Natal juga mengandung aspek non-agamawi.
Beberapa tradisi Natal yang berasal dari Barat antara lain adalah pohon Natal, kartu Natal, bertukar hadiah antara teman, dan anggota keluarga serta kisah tentang Santa Klaus atau Sinterklas.
Baca juga: Bacaan Doa saat Perayaan Malam Natal, Lengkap dengan Sejarah Perayaannya
Sejak abad ke-3 hingga abad ke-15, Natal dirayakan tanpa pergunjingan.
Dan pada masa pasca reformasi gereja, satu gerakan keagamaan melarang perayaan Natal.