News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengacara di Bone Tewas Ditembak

Peradi Desak Polri Lakukan Investigasi Mendalam Terkait Kasus Penembakan Advokat di Bone

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengacara Rudi S. Gani ditembak saat makan malam bersama keluarga di rumah mertuanya di Bone.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri diminta untuk segera mengusut tuntas kasus penembakan terhadap advokat Rudi S. Gani di Bone, Sulawesi Selatan.  

Kejadian ini dinilai harus ditelusuri mendalam mengingat pelaku menggunakan senapan angin kaliber 8 mm untuk melukai korban secara fatal. 

Demikian pernyataan tersebut disampaikan Ketua Harian DPN Peradi, R. Dwiyanto Prihartono.

Peradi, katanya, meminta Polri mendalami motif dan kemungkinan keterlibatan mafia atau kelompok terorganisir dalam kasus ini.

“Aksi keji seperti ini menjadi tantangan besar bagi aparat keamanan untuk membongkar dan menghentikannya,” ujar Dwiyanto, Jumat (3/1/2025).

DPC Peradi Makassar, dipimpin oleh Jamil Misbah, telah membentuk tim khusus untuk mendukung investigasi. Koordinasi antara DPN, DPC, dan pihak kepolisian juga terus dilakukan demi mempercepat pengungkapan kasus. 

Dwi menekankan pentingnya rasa aman bagi advokat dalam menjalankan profesinya. Ia juga mengimbau seluruh anggota Peradi untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat menangani kasus berisiko tinggi. 

DPN Peradi akan memberikan santunan sebesar Rp10 juta kepada keluarga Rudi S. Gani. Para anggota Peradi juga sering menggalang donasi tambahan untuk membantu rekan advokat yang menghadapi musibah. 

Kasus penembakan

Seperti diberitakan sebelumnya, Rudi S. Gani ditembak saat makan malam bersama keluarga di rumah mertuanya di Bone.

Pelaku, yang menggunakan senapan angin, menembak dari luar rumah dan melukai wajah korban. 

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Didik Supranoto, menyebut peluru bersarang di tulang leher korban setelah mengenai wajah di bawah mata kanan. Bukti ini diperoleh melalui autopsi dan uji laboratorium forensik. 

Polisi telah memeriksa 11 saksi dan terus menyelidiki motif di balik penembakan. Apakah pelaku profesional atau hanya penjahat biasa akan terungkap setelah tersangka ditangkap. 

DPN Peradi mengimbau anggotanya untuk meningkatkan koordinasi dengan Peradi pusat dan cabang jika menangani kasus berisiko. Pendekatan kerja kolaboratif seperti yang dilakukan NGO dapat dijadikan referensi. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini