Ada 3 oknum TNI AL yang terlibat dalam penembakan tersebut masing-masing berinisial Sertu AA, Sertu RH, dan Kelasi Kepala BA.
Sertu AA dan Sertu RH merupakan anggota pasukan elite Komando Pasukan Katak (Kopaska) Armada 1. Sementara Kelasi BA bertugas di kapal perang KRI Bontang.
Baca juga: Sanksi Demosi hingga PTDH Menanti Kapolsek Cinangka dan Jajaran usai Abaikan Laporan Bos Rental
Peristiwa penembakan berawal saat Sertu AA tertarik dengan mobil Brio milik Ilyas yang dipromosikan dalam sosial media oleh sindikat penggelapan kendaraan.
Kemudian Sertu AA pun bersepakat membeli mobil tersebut yang diambil di daerah Pandeglang Banten.
Denih Hendrata menyebut anggotanya tidak tahu kalau mobil tersebut merupakan hasil penggelapan.
"Sementara ini, kita melihatnya murni sebagai pembeli karena ingin memiliki sebagai kendaraan untuk pribadi," kata dia dalam konfrensi pers Senin kemarin.
Bahkan menurut dia, para pelaku juga merasa tidak bersalah saat mengendarai mobil itu.
20 Latihan Soal Matematika Kelas 5 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka & Kunci Jawaban, Keliling Bangun Datar
Download Modul Ajar Serta RPP Seni Rupa Kelas 1 dan 2 Kurikulum Merdeka Lengkap Link Download Materi
"Bagaimana kejadian itu juga tampak tidak ada rasa bersalah ya kan, dan itu ada rangkaian menurut pengakuan dari salah satu anggota," ucapnya.
Tak hanya itu, Denih juga meluruskan soal harga mobil Rp 40 juta yang disampaikan Kapolda Banten.
Menurut Denih, mobil itu diambil Sertu AA, Sertu RH, dan Kelasi Kepala BA tanpa kelengkapan surat, dan ada perjanjian jual beli.
Sehingga uang Rp 40 juta itu baru pembayaran awal dari harga yang disepakati.
"Sebetulnya harga itu juga belum selesai, tadi kan bukti transfer DP Rp 40 juta," jelas dia.
Ia juga menegaskan kalau anggotanya itu membeli mobil melalui online.
"(Uang DP) Itu ada di dalam pembelian, itu kan awalnya dari online seharga Rp 135 juta," ungkapnya.