News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Badai PHK

Startup Chipper Cash yang Didukung Bursa Kripto FTX Dilaporkan PHK Banyak Karyawan

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi FTX.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, SAN FRANCISCO - Startup pembayaran lintas batas Afrika, Chipper Cash dilaporkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap banyak karyawannya.

Melansir dari Tech Poin Africa, PHK tersebut terjadi sekitar satu tahun setelah perusahaan mengumumkan telah mengumpulkan 150 juta dolar AS dalam putaran Seri C yang dipimpin pertukaran kripto FTX, dan terjadi beberapa minggu setelah Chipper Cash mengumumkan akuisisi atas perusahaan fintech Zambia, Zoona.

Kabar PHK ini dikonfirmasi oleh VP of Engineering Chipper Cash, Erin Fusaro, dalam sebuah postingan di LinkedIn pada Selasa (6/12/2022).

Baca juga: Meta Beri Janji Palsu, Karyawan Korban PHK Mengaku Tak Terima Pesangon Sesuai Kontrak

Fusaro mengatakan, meskipun dia tidak terpengaruh oleh PHK tersebut, namun banyak rekan dan teman dekatnya diberhentikan perusahaan.

Dia juga menawarkan untuk "menghubungkan orang-orang yang mencari bakat di bidang teknik, manajemen program teknis, dan TI dan mendorong mereka yang diberhentikan untuk menghubunginya" agar dia bisa membantu menemukan pekerjaan baru.

Chipper Cash belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kabar PHK ini. Jumlah pasti karyawan yang terkena dampak PHK juga masih belum diketahui.

Perusahaan ini menawarkan layanan pembayaran lintas batas peer-to-peer tanpa biaya di Afrika melalui aplikasinya. Chipper Cash didirikan pada 2018 oleh Ham Serunjogi dan Maijid Moujaled.

Pada November 2021, enam bulan setelah menutup putaran Seri C pertamanya sebesar 100 juta dolar AS, Chipper Cash mengumumkan mereka telah mengumpulkan tambahan 150 juta dolar AS dalam putaran perpanjangan Seri C yang dipimpin FTX, bursa kripto yang sekarang bangkrut. Startup ini adalah investasi pertama FTX di Afrika.

Muncul spekulasi yang menyebut FTX dan Alameda Research, perusahaan perdagangan kripto yang berafiliasi dengan FTX, mungkin telah meminta perusahaan dalam portofolio mereka untuk menahan aset mereka di bursa FTX sebagai syarat investasi.

Baca juga: PHK Melanda Perusahaan Indonesia Maupun Luar Negeri, Terbaru Adobe dan Sayurbox, Berikut Daftarnya

Namun, jika persyaratan ini memang ada, itu hanya berlaku untuk beberapa perusahaan dalam portofolio mereka, karena TechCrunch melaporkan Chipper Cash tidak terkena runtuhnya FTX, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Chipper Cash adalah salah satu dari beberapa startup Afrika yang menerima modal ventura dari FTX dan Alameda Research.

Perusahaan lainnya termasuk startup web3 Afrika Nestcoin, perusahaan web3 yang berbasis di Nigeria dan Kenya MARA, startup pertukaran kripto Afrika Selatan VALR, startup web3 Kongo Jambo, dan platform pertukaran kripto Nigeria Bitnob.

Baca juga: Terdampak Inflasi, PepsiCo akan PHK Ratusan Karyawannya di Amerika Utara

Bulan lalu, Nestcoin melakukan PHK terhadap beberapa karyawannya setelah keruntuhan FTX berdampak pada bisnisnya.

CEO Netcoin, Yele Bademosi, membagikan berita tersebut dalam sebuah tweet, menjelaskan bahwa Nestcoin menyimpan aset di bursa yang sekarang sudah tidak beroperasi untuk mengelola biaya operasional.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini