Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Startup yang bergerak di ekosistem mobil bekas, Broom, meraih pendanaan Pra-Seri A senilai 10 juta juta dolar atau setara Rp 155 miliar.
Pendanaan ini dipimpin oleh Openspace, dengan partisipasi dari MUFG Innovation Partners dan BRI Ventures, bersama dengan investor putaran terdahulu AC Ventures dan Quona Capital.
Produk layanan utama Broom, Buyback, menyediakan modal kerja jangka pendek kepada showroom melalui layanan penjualan mobil temporer.
Baca juga: Pelaku Startup dan Industri Singapura Lirik Peluang Pengembangan Usaha di KEK Nongsa Digital Park
Selain itu, Broom juga menawarkan platform manajemen showroom digital yang membantu mereka mengoperasikan bisnis lebih efisien.
Selama setahun terakhir, Broom telah berkembang dengan pesat. Transaksi yang terjadi di platform Broom telah mencapai 300 juta dolar AS, setara Rp 4,65 triliun dengan skema Buyback.
Baca juga: Efek Kebangkrutan SVB, Bakal Pengaruhi Perbankan RI dan Startup Indonesia?
Broom juga berhasil merangkul lebih dari 5.000 showroom mobil bekas serta membuka 6 cabang di Jabodetabek, Surabaya dan Yogyakarta.
Hasilnya, Gross Merchandise Value (GMV) Broom telah meningkat 16 kali lipat dari tahun ke tahun.
Kesuksesan Broom juga tercermin dari pertumbuhan bisnis yang dialami oleh para showroom yang tergabung dalam ekosistemnya.
Secara rata-rata, Broom berhasil meningkatkan ukuran inventaris, penjualan dan profitabilitas showroom sebesar tiga kali lipat.
CEO and Co-Founder Broom Pandu Adi Laras, mengatakan kesuksesan Broom tahun ini adalah hasil dari investasi perusahaan di Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik, serta upaya bersama menjaga perhitungan bisnis yang positif sejak awal.
"Dengan fondasi ini, Broom dapat terus fokus memberikan layanan-layanan lainnya sebagai solusi komprehensif bagi pelaku UKM (usaha kecil dan menengah) otomotif," ucap Pandu, Jumat (17/3/2023).
Dengan pendanaan ini, Broom akan melanjutkan diversifikasi layanan serta mengembangkan teknologinya lebih jauh untuk melayani lebih banyak showroom, dengan lebih baik.
Broom juga ingin meningkatkan kapasitas modal Buyback agar dapat menangani volume transaksi yang lebih tinggi.
Sebelum ini, Broom telah mendapatkan fasilitas kredit senilai 12 juta dolar AS atau Rp 186 miliar dari DBS Indonesia dan BRI.