Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Afiliasi Toyota dan Daihatsu diterpa rumor mencurangi tes tabrak pada sekitar 88.000 mobil belum lama ini.
Menurut Carscoops.com, mobil Toyota yang digunakan untuk tes tabrak sudah dimodifikasi agar hasilnya jadi lebih baik. Daihatsu disebut mencurangi bagian dalam pintu dalam uji keselamatan tabrakan samping yang dilakukan pada sekitar 88.000 unit kendaraannya.
Sebagian besar mobil tersebut dijual dengan merek Toyota.
Masih menurut Carscoops.com, ada 76.289 unit Toyota Yaris ATIV yang diproduksi pada Agustus 2022 di pabrik Daihatsu di Thailand dan Malaysia.
Model tersebut dipasarkan juga di Thailand, Meksiko, dan beberapa negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Bahrain, Oman, dan lainnya.
Selain Yaris, kecurangan ini juga memengaruhi 11.834 unit Perodua Axia untuk produksi Februari 2023 di Malaysia, serta pada Toyota Agya yang rencananya mulai diproduksi Juni untuk dipasarkan di Ekuador.
Menanggapi hal ini, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menyatakan pihaknya sudah menerima pemberitahuan tersebut dari prinsipal Jepang.
"Ya betul kami sudah dapat informasinya bahwa ada isu soal sertifikasi di beberapa model termasuk di brand Toyota," tutur Anton saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (3/5/2023).
Anton memastikan model yang dibuat dan dijual di Indonesia tidak termasuk dalam rumor tersebut.
Baca juga: Rumor Curangi Tes Tabrak pada 88.000 Mobil Terpa Afiliasi Toyota Daihatsu
"Sejauh kami berkoordinasi dengan principal, karena hal ini terkait sertifikasi maka unit-unit yang dipasarkan di Indonesia tidak terlibat," jelasnya.
TAM juga menginformasikan bahwa produk yang dijual di Tanah Air sudah dihomologasi dan mendapatkan ijin pemasaran dari pemerintah.
Baca juga: Tabrakan Mobil Pikap dengan Fortuner di Aceh, 5 Penumpang Dilaporkan Tewas
"Untuk domestik Indonesia khususnya terkait unit-unit yang di informasikan (bersama dengan model lain), kami di TAM pastikan sudah dihomologasi untuk dapat izin dipasarkan oleh pemerintah Indonesia," ungkap Anton.