Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minat masyarakat membeli mobil baru melalui platform online atau di showroom virtual diyakini akan terus meningkat ke depannya.
Faktor pemicunya adalah pandemi Covid-19. Pasca pandemi, tren adopsi digital di masyarakat meningkat. Hal itu memicu perubahan kebiasaan atau habit masyarakat dalam berbelanja, termasuk dalam membeli mobil baru.
"Saat ini terjadi transformasi pelanggan dan terjadi pula transformasi stake holder yang terjadi pada siklus pembelian mobil baru, terutama pada showroom-nya."
Baca juga: Honda Pakai Google Built-in di Accord RS e:HEV, Ini Gunanya
"Efek dari transformasi consumer habit, setelah pandemi itu ternyata memberikan efek ternyata bahwa orang lebih banyak yang lebih senang tinggal di rumah. Menghindari keluar rumah dan terjadi mobilisasi ke digital," ungkap Founder & CEO Galemoru Harry Sendiko di acara pengenalan platform jual-beli mobil baru Galemoru di Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Harry menambahkan, pasca pandemi memunculkan tren remote working yang ditandai orang tidak lagi berkantor karena semuanya bisa dilakukan secara remote.
"Dari sisi customer pandemi melahirkan generasi Gen Z yang mulai bekerja, mereka sudah lulus sekolah. Pengetahuan mereka tentang digital itu benar-benar luar biasa. Kehidupan sehari-harinya benar-benar digital. Kalau generasi Gen X dan Baby Boomers ini pada umumnya sudah matang dan umumnya jadi pelanggan otomotif. Tapi mereak tidak terlalu melek otomotif. Maka itu ke depan kita garap Gen Z. Mereka menyukai hal-hal yang serba simpel," imbuh Harry.
Baca juga: Masyarakat Jepang Demen Beli Mobil Secara Cash Dibanding Kredit, Mobil Apa yang Digemari?
Harry menambahkan, menggarap Gen Z di industri ritel otomotif harus mengenali karakter mereka. Salah satu karakternya adalah, saat mengambil keputusan-kputusan mereka menginginkan kebebasan.
"Mereka juga memiliki karakter resisten, kalau mereka melakukan sesuatu itu dikontrol oleh orang lain termasuk orangtuanya. Ini yang menyebabkan Gen Z ini menjadi pasar yang menarik," kata dia.
"Mereka juga gengsinya tinggi, enggan dikejar-kejar sales," imbuh Harry.
Terkait tren transformasi di showroom otomotif, Harry mengatakan, showroom mobil yang ada saat ini adalah showorom konvensional.
"Mereka punya building, dengan stok banyak. Mereka berjualan dengan mengandalkan salesman. Sebanyak 90 persen penjualan via online," ungkapnya.
"Mereka ada membikin showroom hybrid, bikin website. Jika website diklik pelanggan, mereka kemudian kirim sales ke pelaggan lalu transaksi terjadi secara offline," bebernya.
"Ke depan, showroom mobil ini akan berubah menjadi digital showroom yang di-generate melaui aplikasi. 95 persen akan menjadi online transaction," imbuh Harry.