"Yang ingin saya sampaikan menurut intrepretasi saya, dia (Anjasmara) tidak sedih tapi menikmati kesendiriannya."
"Mulai menguasai gejolak yang ada dalam dirinya, rasa kesendiriannya maupun yang ada di sekitarnya," jelas Agus Mbendol.
Di dalam kotak tertutup itu, Eno menampilkan gerakan yang syarat dengan imaginernya sebagai sosok Anjasmara yang sedang menikmati kesendiriannya.
Perasaan yang dialami Anjasmara tersebut seolah-olah dihadirkan dalam ruangan Teater Arena TBJT Surakarta.
Penonton yang hadir tidak hanya disuguhkan sebuah pementasan karya koreografi tari, namun juga diajak untuk berdialog bersama.
Baca juga: Pameran Temporer Seni Rupa ‘Sense of Basoeki Abdullah’ Jadi event Pendukung MotoGP Mandalika 2022
Dialog ini dilakukan di akhir acara sebagai jembatan bagi penonton untuk menelisik karya Agus lebih dalam lagi.
Sosok Agus
Agus Mbendol pernah aktif sebagai anggota dan aktor dalam kelompok Teater Ruang Solo pada tahun 1997 sampai 2002.
Secara spesifik, Agus mempelajari koreografi di jurusan tari Institut Seni Indonesia Surakarta, sebuah perguruan tinggi seni.
Iya pernah terlibat bersama dengan sejumlah seniman lainnya seperti Suprapto Suryodarmo, Deddy Lutha, Ely Luthan, Eko Supriyanto, Melati Suryodarmo, Jarot B. Darsono, Fajar Satriadi, Slamet Gundono, S Pamardi, Atilah Soeryadjaya hingga Sutradara Film Garin Nugroho.
Tak hanya itu, Agus juga pernah berkolaborasi dengan beberapa koreografer seniman muda lainnya.
Ia terlibat dalam pendirian sebuah ruang seni gerak tubuh, komunitas Independent Expression Solo.
Detail informasi terkait dengan Agus Mbendol dengan karyanya yang berjudul 'Anjasmara' dapat dilihat di sini.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)