News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2014

Pembahasan Soal Neolib dan Rizal Ramli yang Kini Langsing

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LIVECHATE BERSAMA TRIBUN - Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Rizal Ramli bersama rombongan menghadiri undangan Redaksi Tribun dalam acara dialog dan livechate, Jumat (28/2/2014) di kantor Tribun Jakarta. (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejumlah pertanyaan menarik terlontar dari peserta diskusi bertema 'Peran Masyarakat & Mahasiswa dalam Menghadapi Asean Economy Community 2015', yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan, Bandung, Sabtu (1/3/2014).

“Pak Rizal Ramli ini salah satu idola saya. Saya sangat mengagumi pikiran-pikiran bapak, khususnya di bidang ekonomi. Tapi tadi waktu bapak masuk ruangan ini, saya sempat ragu. Apa betul ini pak Rizal Ramli? Soalnya, yang saya tahu dulu pak Rizal Ramli gendut. Kok, sekarang langsing, ya?” kata Fitra, mahasiswa semester 2 Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Pasundan.

Keruan saja ucapan anak muda yang ceplas-ceplos itu disambut meledaknya tawa peserta  Celetukan Fitra itu hanyalah pembuka dari pertanyaan yang sejurus kemudian diajukannya. Tidak tanggung-tanggung, dia langsung menyoal apa yang akan dilakukan Rizal Ramli seandainya menjadi presiden pada 2014.

“Sebagai presiden, apa yang nanti akan bapak lakukan saat masyarakat dan industri kita makin terpuruk akibat diberlakukannya ASEAN Economy Community pada 2015. Bukankah seperti bapak paparkan tadi, bahwa Indonesia dalam banyak hal belum siap menghadapi perdagangan bebas, termasuk di kalangan ASEAN sendiri?” tukasnya.

Tampaknya jawaban tokoh nasional yang pernah menyelamatkan PT Nurtanio dari kebangkrutan yang kemudian namanya diganti menjadi Dirgantara Indonesia (DI) tersebut, cukup memuaskan Fitra.

“Selama ini saya hanya mengenal pak Rizal Ramli dari jauh, dari pemberitaan di koran-koran dan televisi. Tapi hari ini saya beruntung bisa bertemu dan mendengar langsung gagasan dan pemikiran beliau di bidang ekonomi. Saya rasa, beliau benar-benar cocok menjadi presiden di tengah berbagai persoalan ekonomi yang membelit bangsa dan rakyat Indonesia. Di bidang ekonomi, saya berani bilang, pak Rizal Ramli tidak ada lawannya di antara para capres yang lainnya,” paparnya semangat usai berfoto berdua dengan tokoh yang diidolakannya itu.

Siang itu, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) yang sukses meningkatkan efisiensi dan meninggalkan warisan berupa kas triliunan rupiah itu, tampil sangat santai. Bercelana jeans biru dikombinasi kemeja lengan panjang warna senada yang tidak dimaksukkan ke dalam celana. Sebagai pembicara tunggal, awalnya dia memang menyampaikan gagasannya dari mimbar yang disediakan.

Tapi begitu sesi tanya jawab dibuka, Rizal Ramli memilih berdiri di atas panggung berukuran sekitar 8 m x12 m. Bak pemain teater andal, lelaki yang dikenal gigih mengusung ekonomi konstitusi sejak mahasiswa itu mampu menguasai panggung dengan apik.

Sesekali dia bergerak ke kanan-kiri panggung dengan santai. Tangannya kadang bergerak ke atas dan bawah. Bahkan dia tidak jarang mengibaskan lengannya mengikuti intonasi dan substansi paparannya.

Masih dalam suasana santai, yatim piatu sejak usia tujuh tahun itu juga terlihat sesekali memasukkan satu tangannya ke saku celana. Sementara tangan lainnya memegang mike yang membantu suaranya menyapu seluruh ruangan. Betul-betul santai tapi tetap ‘berisi’!

Rizal Ramli bisa disebut benar-benar jadi ‘bintang’. Berkali-kali uraiannya disambut tepuk tangan meriah peserta diskusi yang sebagian besar adalah mahasiswa. Ketika dia bicara soal sarannya kepada Capres pada 2004 silam tentang upaya menyejahterakan rakyat lewat kebun-kebun sawit, misalnya, dia mendapat applause panjang.

“Sayang ya, gagasan pak Rizal tentang kebun sawit itu tidak dilaksanakan presiden terpilih. Padahal, kalau saja direalisasikan, sekarang paling sedikit ada sejuta kepala keluarga Indonesia yang sudah kaya raya dari sawit. Harusnya pak Rizal memang jangan cuma jadi penasehat capres, tapi justru langsung jadi presidennya saja. Dengan begitu beliau bisa langsung melaksanakan program dan gagasan-gagasannya yang cemerlang,” ujar Yohana, mahasiswi semester 6 yang juga sempat melontarkan pertanyaan di sesi tanya-jawab.

Tapi Yohana lumayan kritis. Ketika bertanya, dia langsung menyodok Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) itu dengan pertanyaan ‘seram’.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini