Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Melenggangnya Gibran Rakabuming Raka dalam kontestasi Pilkada Solo 2020 membuat potensi melawan kotak kosong mencuat.
Pasalnya, poros koalisi partai oposisi sudah tidak ada lagi taringnya dalam pesta lima tahunan itu.
Partai-partai yang biasanya mengisi gerbong poros koalisi itu sudah rontok satu per satu.
Mereka telah memilih merapat kepada Gibran putra Presiden Jokowi, sebut saja PAN, Gerindra, Gokar, PSI hingga Demokrat.
Baca: Citra Jokowi Terancam di Pilkada Solo, Analis: Gibran Harus Ada Lawan Tanding Meski Tak Sebanding
Kini, hanya menyisakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam gerbong tersebut yang memiliki kursi parlemen sebanyak 5 kursi.
Jumlah itupun belum cukup untuk mengusung sendiri calon dalam Pilkada Solo 2020.
PKS masih membutuhkan 4 kursi lagi supaya bisa menaruh lakonnya untuk berlaga.
Kondisi itu bisa saja menjadi buah simalakama bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tak lain merupakan bapak Gibran.
Pasalnya, Gibran berpeluang melawan kotak kosong dalam Pilkada Solo 2020.
Menang ataupun kalah itu akan mempengaruhi citra Jokowi kedepannya.
Seperti yang dikemukakan Analis Politik Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago dalam acara Overview Obrolan Virtual Gibran vs Kotak Kosong?
"Ini fenomena yang menarik, presiden sedang berkuasa dan anaknya beliau Gibran bertarung," kata Pangi saat jadi narasumber Kamis (23/7/2020).
"Misalnya kemungkinan menang, sentimen-sentimen bisa muncul, kalau Gibran kalah bagaimana, mau ditaruh mana wibawa atau citra presiden," tambahnya.