Hingga kini belum ada kesepakatan mengenai penggunaan slogan, meskipun KPU sudah memfasilitasi.
Kemungkinan permasalahan ini akan dibawa ke ranah sengketa di Bawaslu.
Paslon Harjo: Slogan Berbeda
Calon wakil bupati Wonogiri dari paslon Harjo, Joko Purnomo, meminta paslon JOSSS tidak hanya melihat satu kata "nyawiji".
Dia menegaskan bahwa slogan tersebut adalah rangkaian dari beberapa kata yang memiliki perbedaan.
"Tidak ada yang sama. Tagline kami satu kalimat rangkaian. Nanti kalau ada kata-kata dan dipersoalkan bagaimana," ungkap Joko.
Menurutnya, tidak ada masalah ketika tim Harjo menyodorkan materi pembuatan alat peraga kampanye (APK) kepada KPU.
"Apakah nanti KPU mau berembuk lagi silakan. Tapi menurut saya tidak ada yang perlu didiskusikan. Tinggal KPU yang memutuskan, selesai. Nanti kalau orang berebut tentang kata, tidak akan selesai," jelas Joko.
Joko mengungkap bahwa slogan mereka "Nyawiji Seeko Kapti" berdasarkan filosofi Jawa, yaitu "saeyek seekokapti nyawiji milih nomer siji."
Artinya yang dipikirkan, yang diucapkan, dan yang dilakukan, harus menjadi satu.
Baca: Penyampaian Informasi KPU ke Publik Soal Pilkada di Tengah Pandemi Dinilai Buruk
Masih Dibahas KPU
Sementara itu KPU Wonogiri masih membahas hal tersebut dan akan menyampaikan hasilnya jika sudah ada titik temu.
Meski masih menjadi permasalahan, KPU tetap memulai masa kampanye sejak 26 September 2020.
"Kami berharap seluruh proses berjalan luber dan jurdil," kata Ketua KPU Wonogiri Toto Sihsetyo Adi.