"Tren bunga mahal terus terjadi melihat situasi global yang kompleks. Efeknya tentu ke suku bunga KPR floating rate bisa naik 2-3 persen tahun depan. Karena bank akan sesuaikan dengan suku bunga BI," ujar Bhima saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (30/11/2022).
Lebih lanjut, Bhima mengatakan, perbankan disebut akan menaikkan suku bunga KPR sebagai antisipasi risiko dari sisi debitur. Menurutnya, semakin tinggi risiko ekonomi, bunga akan menjadi jadi alat kompensasi.
Untuk itu, Bhima menegaskan, kenaikan bunga pada KPR bakal berdampak pada daya minat masyarakat yang menurun.
"Dampak bunga KPR yang tinggi akan menurunkan minat masyarakat ambil KPR tahun depan. Pertumbuhan penyaluran KPR bisa melambat," tuturnya.
Baca juga: Hadapi Tantangan 2023, BTN Sinergi dengan AREBI untuk Menggenjot Pemasaran KPR
Bahkan, kata Bhima, kenaikan upah minimun provinsi (UMP) tahun 2023, yang dibatasi tak lebih dari 10 persen itu, tak mampu membantu masyarakat mengejar bunga KPR yang naiknya dinilai terlalu tinggi.
"Paling terdampak masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yang pendapatannya pas-pasan dan tergerus inflasi," tegasnya.