News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2024

Ketua Umum PP Fatayat NU Margareth Aliyatul Bicara soal Parenting Menurut Alquran 

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jajaran Fatayat NU saat menghadiri  acara “Talk Sow Fatayat NU Kota Tangerang, Mengasuh Anak dengan Asyik dan Menyenangkan”, di Masjid Agung Al Ittihad Tangerang.

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kitab suci Alquran banyak mengatur tentang pengasuhan, bagaimana kewajiban seorang ibu memberikan asi, juga gambaran tentang bagaimana seorang ayah bertanggung jawab memberikan nafkah dan memberikan keamanan bagi anak. 

Kewajiban orang tua juga memberi nama yang baik juga keturunan dan nasab yang baik.

Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Margareth Aliyatul Maimunah saat menjadi keynote speacker dalam acara “Talk Sow Fatayat NU Kota Tangerang, Mengasuh Anak dengan Asyik dan Menyenangkan," ujarnya di Masjid Agung Al Ittihad Tangerang.

Margareth menyampaikan bahwa, kita hidup di Indonesia harus bersyukur karena Indonesia merupakan negara yg mempunyai komitmen yang kuat tentang pengasuhan dan perlindungan anak. 

"Pemerintah punya UU tentang perlindungan anak. Sebagian visinya yaitu berkaitan dengan hak anak dan kewajiban orangtua, juga tentang perlindungan anak dan pelanggaran-pelanggaran hak anak," kata Margareth dala keterangannya, Jumat (29/3/2024).

Selain itu, dia menyebut ada aturan tentang sistem peradilan pidana anak.

Dia mengatakan zaman sudah mengalami banyak perubahan, orang tua harus memahami seiring perubahan yang diikuti dengan tantangan yang berbeda.

"Kasus kekerasan yang dialami anak-anak seperti bullying sampai kekerasan seksual banyak terjadi melalui media sosial. maka orang tua diharapkan mengawasi penggunaan gadget pada anak," ungkap Ketua IPPNU 2009-2012 ini.

Margareth juga memberikan tips agar memberikan gadget kepada anak harus melalui kesepakatan.

Pertama boleh main dengan batasan waktu, kedua boleh main diruang terbuka/bukan di kamar, dan ketiga content yang dimainkan/di tonton harus melalui pengawasan orangtua.

Sementara itu, praktisi parenting Ufi Ulfiah menyampaikan bahwa anak harus mempunyai pengalaman di dalam rumah. Jadi ketika dia keluar rumah tidak kaget.

Menurut Ufi, orang tua jangan anti terhadap konflik tapi harus memliki kemampuan mengatasi konflik tersebut. Konflik untuk dinselesaikan bukan dibiarkan. Dan anak harus di edukasi bagaimana menyelessikan konflik.

Di dunia ini, masih kata Ufi, ternyata ada orang yang sudah mampu melakukan perubahan yang baik. Dan ada organisasi yang mengumpulkan orang-orang tersebut untuk dilakukan penelitian. Kenapa mereka mampu melakukan perubahan  adalah karena; (1) memiliki kemampuan bekerjasama, (2) memiliki sifat kepemimpinan (keterampilan dan karakter mempengaruhi orang lain), (3) memiliki Empati.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini