TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI — Hingga Selasa (21/8/2012), Mintoro (35), warga Desa Selosari, Kecamatan Kandat, Kediri, Jawa Timur, mengaku masih suka pusing.
Bekas belahan operasi paru-paru di dadanya terkadang masih terasa nyeri dan panas.
Itu semua terjadi setelah dia menjadi korban salah tangkap oleh polisi, Minggu (19/8/2012) lalu. Pria penjual ayam itu dipukuli hingga sempat dirawat di rumah sakit.
"Kejadiannya pukul 04.00 pagi saat saya dan keluarga mau shalat Id," kata Mintoro yang dihubungi dari Surabaya.
Ia memang sudah pulang dari Rumah Sakit Bhayangkara Kediri pada Senin sore kemarin.
Akibat penganiayaan itu, ia mengalami luka di kepala dan dua giginya hilang.
Menurut Mintoro, pada saat kejadian itu ada sekelompok orang yang mau masuk ke rumah.
Istri Mintoro meminta orang-orang itu untuk kembali pada siang harinya karena keluarga mau shalat Id.
Namun, orang-orang berpakaian preman itu tetap ngotot ingin masuk ke rumah. Kemudian pintu rumah Mintoro berhasil didobrak dan Mintoro diinterogasi dan dipukuli berkali-kali.
Pada saat itu, Mintoro sempat berpikir bahwa orang-orang tersebut adalah perampok bersenjata karena ada yang membawa pistol.
Setelah melalui beberapa percakapan, Mintoro sadar bahwa orang-orang itu mencari Heru alias Keceng.
Heru diduga merupakan target polisi dalam kasus narkoba.
Mintoro pun baru mengetahui bahwa orang-orang tersebut adalah polisi.
Saat itu warga lainnya berdatangan dan mengepung rumah Mintoro.