Laporan Wartawan Tribun Manado, Ryo Noor
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Asna Husein (50) warga Banjer Lingkungan 1, mengungkapkan, malam sebelum Aryono Linggotu, wartawan Harian Metro terbunuh, sejumlah pemuda mengitari lorong di lingkungannya membuat keributan.
Menurutnya tindakan itu dinilai sebuah bentuk provokasi, apalagi mengingat di lingkungan tempatnya tinggal dan tetangga sejak lama sering berselisih paham, tak jarang para warga terlibat tawuran. "Mereka (pembuat keributan) lewat dengan sepeda motor berapa kali, teriak-teriak, gas-gas motor, pokoknya buat keributan," ujarnya.
Di saat yang sama, Asna mengaku ketika dini hari itu, sedang duduk bersama Ryo di dekat rumah korban. Suasana pun lebih tak memungkinkan apalagi tak jauh dari rumahnya setidaknya ada dua lokasi rumah duka.
Hanya saja, Asna tak kenal pembuat onar tersebut, karena kesal sempat Asna menegur para pelaku keonaran tersebut. "Saya teriaki mereka, jangan ribut," sebut dia.
Belakangan, latar belakang keributan itu, menjadi alasan pelaku Jimmy Kansil (17) menikam Ryo. Jimmy salah mengira Ryo sebagai pelaku pembuat onar, padahal korban baru keluar rumah hendak membeli nasi kuning untuk sarapan pagi.
Peristiwa nahas itu terjadi di Jalan Daan Mogot 4, Kelurahan Tikala Baru, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Minggu (25/11/2012). Aryono Linggotu atau yang biasa disapa Ryo hendak membeli nasi kuning bersama rekannya Ego, berboncengan menggunakan sepeda motor Honda GLX Pro.
Koran Futuristik dan Elegan
Klik Tribun Jakarta Digital Newspaper