TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Warga Kompleks Bumi Prima, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jumat (14/12) pagi digegerkan dengan penemuan tiga mayat di rumah Wiwi di Blok G No 8, RT 04/22.
Ketiga korban tewas adalah Dina Yuniarti (32) dan dua anaknya yang masih balita, Muhamad Alif (4,5) dan Muhamad Salim (1,5). Diduga dua bocah itu dibunuh ibunya dengan cara dibekap memakai bantal. Dina, yang mengalami depresi, kemudian mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.
Untung Sucipto (36), suami Dina sekaligus ayah dua anak balita itu, terlihat syok mendapati tiga orang yang dicintainya meninggal secara tragis. Untung, yang sempat dimintai keterangan di Mapolsek Cimahi, tak banyak berkomentar kepada wartawan perihal motif dan penyebab kematian istri dan kedua anaknya itu.
Ia hanya mengaku tidak tahu persis penyebab kematian anggota keluarganya itu. Saat kejadian, kata Untung, ia tidak berada di lokasi karena pulang tengah malam ke rumah kontrakan di Jalan Kolonel Masturi, Cimahi.
"Setelah berobat dari Tasikmalaya, saya mengantar istri dan dua anak saya ke rumah kakaknya di Kompleks Bumi Prima. Setelah itu saya enggak tahu apa yang terjadi," kata dia sambil tertunduk lemas dengan tatapan mata yang kosong.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun, ketiga korban ditemukan secara terpisah oleh Kustiono, suami Wiwi, saat akan melaksanakan salat subuh sekitar pukul 04.00. Saat ditemukan, Dina tewas tergantung di pintu dapur.
Dua anaknya, Alif dan Salim, ditemukan tewas dengan posisi tergeletak di dalam kamar. Polisi menduga, sang ibu mengalami depresi sehingga tega membunuh kedua anaknya sebelum ia menghabisi nyawanya sendiri dengan cara gantung diri.
Dengan cepat, berita kematian ketiganya yang tidak wajar merebak di warga perumahan tersebut serta warga sekitar perumahan. Warga yang penasaran pun terus berdatangan ke rumah Wiwi, kakak kandung Dina.
Aparat kepolisian dari Polres Kota Cimahi dan Polsek Cimahi, yang melakukan olah tempat kejadian perkara, tidak menemukan barang-barang yang hilang. Polisi menduga kedua anak korban tewas karena kehabisan napas akibat dibekap dengan bantal.
Apalagi di TKP, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti berupa sarung yang digunakan untuk gantung diri dan bantal yang dipenuhi bercak darah.
Kasat Reskrim Polres Cimahi, AKP Sudjana, mengatakan, meski menemukan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian, polisi belum bisa memastikan penyebab tewasnya ibu dan kedua anak balitanya tersebut. Namun diduga kuat, sebelum mengakhiri hidupnya, sang ibu terlebih dulu membunuh kedua anaknya dengan cara dibekap menggunakan bantal.
Namun, kata dia, dari hasil penyelidikan sementara, dua anak korban memang diketahui tewas akibat kehabisan napas. "Tadi waktu olah TKP kami menemukan bantal, sarung, dan selimut di samping kedua anaknya. Kami belum bisa menyimpulkan apakah dua anak korban dibekap atau tidak," katanya.
Menurut Sudjana, Salim ditemukan di ruang tengah dan Alif ditemukan di dalam kamar, sedangkan sang ibu tergantung di tangga dekat dapur.
"Saat itu kakak korban kaget melihat keponakannya yang satu meninggal di tengah ruangan dan satu lagi di dalam kamar. Beberapa saat kemudian, dia (Kustiono, Red) menemukan adiknya sudah tergantung di tangga besi menggunakan kain," ujar Sudjana kepada wartawan di Cimahi, kemarin.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak keluarga, ketiga korban baru pulang dari Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya untuk mengantar Dina berobat. Suami Dina, Untung Sucipto, dan kakak iparnya, Kustiono, juga ikut mengantar ke Tasikmalaya.
"Mereka pulang tengah malam tadi. Suami korban diantar ke kontrakannya, sedangkan tiga korban ikut ke rumah Kustiono," kata Sudjana.
Kakak kandung almarhumah, Wiwi, menuturkan, sebenarnya Dina dan kedua anaknya tinggal di rumah kontrakan di Jalan Kolonel Masturi, Cimahi bersama Untung. Namun, ketiga korban memilih menginap di rumahnya setelah berobat dari Tasikmlaya, sedangkan Untung pulang ke rumah kontrakannya.
Namun, hingga ketiganya ditemukan tewas pada Jumat pagi, Wiwi mengaku tidak mendengar suara-suara yang mencurigakan dari rumah tersebut. Wiwi mengakui adiknya belakangan ini mengalami depresi berat dan harus menjalani pengobatan. Apalagi, kata Wiwi, adiknya sering bercerita bahwa dirinya sering dibisiki oleh makhluk gaib.
Selain mengalami depresi, kata Wiwi, adiknya sering mengamuk dan melempar barang-barang di rumah. Akibatnya, kata dia, pihak keluarga pun sering menyembunyikan barang-barang yang bisa membahayakan, seperti sendok, garpu, dan pisau, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Dari informasi yang kami dapat, korban memang mengalami depresi sejak melahirkan anak keduanya tahun lalu," kata Kapolsek Cimahi, Kompol Ending Rohandi, kepada wartawan.