* Putusan KPU H-10 Pilgub *Akademisi Sesai Debat Tahap II Ditiadakan
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel tak punya banyak pilihan. Ketua KPU Sulsel Jayadi Nas menegaskan, keputusan meniadakan debat kandidat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel tahap II sudah final.
Terhadap putusan itu, Jayadi hanya punya dua pilihan, laksanakan debat lagi atau pilgub ditunda.
"Kita benar-benar dalam dilema. Ada situasi yang sangat krusial yang tidak bisa saya ungkapkan. Pilihannnya memang pahit, tapi menghilangkan debat itu adalah pilihan terbaik dibanding menunda pilgub," ujar Jayadi kepada Tribun, Senin (14/1/2013) petang.
Keputusan KPU Sulsel meniadakan debat tahap II menuai kontroversi. Dalam dialog Diskusi Forum Dosen di redaksi Tribun, kemarin sore, para akademisi menyimpulkan keputusan KPU itu menciderai demokrasi.
Mereka menilai debat kandidat adalah substansi demokrasi. "Aneh, justru yang substansial ditiadakan, sementara yang pernak-pernik dibesar-besarkan," ujar Budayawan Sulsel, Alwy Rachman.
Menurutnya, pemajangan baliho dan kampanye hanya asesori demokrasi karrena sifatnya monolog. Debat diharapkan menciptakan ruang dialog untuk menganalisa visi-misi para kandidat.
Bahas Debat
Akademisi menganggap KPU Sulsel membatalkan debat tahap II merupakan aib bagi demokrasi.
Sesuai tahapan Pilgub Sulsel, debat tahapan II digelar pada Jumat (18/1).
Setelah melewati lobi demo lobi, akhirnya debat II itu direncakan digelar di Menara Bosowa, Jl Jenderal Sudirman, Makassar.
Beberapa tempat yang diincar KPU menolak dengan alasan keamanan. Termasuk sejumlah hotel yang enggan menerima acara debat itu.
Dialog Diskusi Forum Dosen di Tribun, kemarin, khusus membahas debat tersebut. Sejumlah dosen mengungkap beberapa informasi off the record terkait keputusan KPU yang tiba-tiba membatalkan agenda itu.
Diskusi yang dipandu akademisi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Arqam Azikin itu dihadiri, antara lain, Guru Besar Universitas Muslim Indonesia (UMI) Prof Dr Abd Muin Fahmal, Guru Besar Universitas ‘45 Prof Dr Marwan Mas, Alwy Rachman, serta Ketua Komisi Informasi Publik (KIP) Sulsel yang juga dosen Unhas Aswar Hasan.
Hadir juga dosen ilmu budaya Universitas Negeri Makassar (UNM) Dr Ahyar Anwar, dan Dosen Unhas yang juga Ketua Sekretaris Pengurus Wilayah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Rr Andi Tamsil, dan Arqam Azikin.