Laporan Wartawati Sriwijaya Post, Leni Juwita
TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA - Pasca-luluh lantaknya Mapolres OKU, aktivitas pelayanan kepada masyarakat dipindahkan sementara ke Mapolsek Baturaja Timur.
Itu dikatakan Wakapolda Sumsel Brigjen M Zulkarnein, dalam jumpa pers dengan wartawan di rumah Dinas Bupati OKU, Kamis (7/3/2013).
Wakapolda mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan berapa lama harus berkantor di Mapolsek Baturaja Timur.
Sementara, Pangdam II/SWJ Mayjen TNI Nugroho Widyotomo menuturkan, pihaknya akan mengajak prajurit memberi dukungan kepada Polri, termasuk siap mengerahkan prajurit untuk beres-beres, pasca-pembakaran yang meluluhlantakan bangunan Mapolres OKU.
Pangdam menjelaskan, masalah ini buntut dari peristiwa 40 hari lalu, yakni keributan antara oknum anggota Yon Armed dan Polri, yang berakhir dengan tewasnya Pratu Heru Oktavianus, yang ditembak Brigadir Bintara Wijaya.
Menurut Pangdam, sebenarnya dari satuan Yon Armed sudah melarang anggota mendatangi Mapolres.
“Hari ini kegiatan olahraga, semestinya semua anggota pakaian olahraga, tapi anggota malah berseragam,” ungkap Pangdam.
Ia menambahkan, saat Dan Yon Armed Mayor ARM Efien Anindra sedang berpakaian setelah olahraga, ternyata 95 anggota Yon Armed sudah keluar dari kesatrian menuju Mapolres OKU.
Setelah Dan Yon Armed selesai ganti baju, ia segera menyusul anggotanya untuk menghalang-halangi. Namun, sudah terjadi chaos.
Pangdam memaparkan, sebenarnya rencana awal hanya ingin menanyakan sejauh mana proses penanganan terhadap Brigadir Bintara Wijaya, namun ternyata di lapangan menjadi lain.
“Ini pasti provokator, tidak mungkin seluruh anggota kompak tanpa ada yang memprovokasi,” tegas Pangdam.
Menurut Pangdam, sebenarnya pimpinan sudah menjelaskan ada tahapan dalam proses penegakan hukum, dan butuh waktu. Namun, tepat 40 hari meninggalnya Pratu Heru Oktaviaus, anggota sudah bergerak ke Mapolres OKU.
Pangdam mengakui sulit memberikan pemahaman kepada level bawah, namun pihaknya berjanji terus melakukan pembinaan. (*)