Laporan Wartawan Tribun Timur, Rudhy
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Syahrul Yasin Limpo, meminta pers ikut menjaga kedamaian di Sulsel. Media jangan memberitakan hal-hal yang bisa berdampak pada isu SARA (suku, agama, dan ras).
"Kritik boleh, tapi hati-hati. Pers punya kode etik, jangan memberitakan yang berdampak pada isu SARA. Harus tetap saling menghormati dan menghargai," kata Syahrul, di sela Peringatan Hari Pers Nasional dan HUT PWI ke-67, di Gedung Islamic Centre, Takalar, Minggu (9/6/2013).
Syahrul mengatakan, pers merupakan bagian dari komitmen kekuatan bangsa. Pers hadir untuk membela kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia.
"Karena itu, muara akhir dari pers dan media adalah membangun rahmat dan melindungi seluruh bangsa dan rakyat Indonesia," ujarnya.
Ia berharap, para peringatan Hari Pers Nasional tersebut, seluruh energi positif yang dimiliki pers kembali dibangkitkan. Pers harus mengatakan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang kaya, bangsa yang indah dan memiliki segalanya.
"Pers adalah kekuatan untuk melihat bahwa bangsa ini tidak kalah dengan negara lain yang ada di dunia," terangnya.
Syahrul menambahkan, pers yang ada di Sulsel tidak boleh kalah dengan pers yang ada di seluruh Indonesia. Seperti halnya Provinsi Sulsel yang menjadi provinsi terbaik di seluruh Indonesia.
"Mari kita bersama-sama tetap menjadikan Sulsel sebagai provinsi terbaik di Indonesia dengan tetap menjaga kedamaian, ketentraman dan keteraturan di semua sektor," imbaunya.
Sementara, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulsel, dalam sambutannya yang dibacakan Ronald Ngantung, menyatakan, pers harus menjalankan tugas dengan baik dan terampil. Apalagi, wartawan adalah pengawal kebenaran dan keadilan, pembela hak-hak masyarakat, dan senantiasa memberi informasi untuk mendorong kemajuan rakyat.
"Peningkatan kompetensi dan kemampuan wartawan harus terus dilakukan, melalui uji kompetensi wartawan," terangnya.
Ronald menambahkan, kompetensi wartawan sangat menentukan dalam menghasilkan berita-berita yang berkualitas. Karenanya, melalui uji kompetensi, mereka diberikan pemahaman terkait etika dan kesadaran hukum.
"Menjelang pemilu tahun 2014 dan dalam setiap penyelenggaraan event politik, pers berperan dalam penyelenggaraan pemilu yang bersih dan beretika," tambahnya.
Pada peringatan Hari Pers Nasional tersebut, juga dibacakan Deklarasi Takalar. Isi dari deklarasi tersebut adalah bagaimana mengembalikan Sulsel menjadi daerah yang aman, kondusif dan bermartabat. Deklarasi Takalar ditandatangani Gubernur Sulsel, para bupati/wali kota, dan seluruh organisasi wartawan. (Rud)