TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR, -- Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo angkat bicara mengenai meninggalnya bayi bernama Revan Adhyaksa (1,3) akibat penolakan empat rumah sakit yang tidak memberikan pertolongan terhadap korban.
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) tersebut mengaku saat menyayangkan menyayangkan jika ada RS yang menolak merawat masyarakat yang membutuhkan pengobatan.
Bahkan Syahrul tampak geram dan merasa sangat prihatin. Hal tersebut diungkapkan orang nomor wahid di Sulsel itu saat ditemui disela-sela acara Rapat koordinasi (PNPM) Mandiri yang digelar di Hotel Singgasana, Makassar, Kamis (27/6/2013).
Kegeraman dan keprihatinan Syahrul berlanjut saat mengetahui kalau balita dari pasangan Andi Amir dan Nirmawati tersebut meninggal setelah ditolak berobat oleh empat rumah sakit ternama di Kota Makassar dengan alasan rumah sakit penuh.
Dikabarkan kalau saat itu kedua orang tua Revan membawa kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dan telah meminta anaknya dirawat sebagai pasien keluarga dari keluarga miskin.
Gubernur dua periode tersebut mengatakan, akan melakukan pengecekan langsung kebenaran informasi yang berkembang di masyarakat.
Menurutnya, pihak rumah sakit tidak boleh ada alasan apapun untuk menolak pasien. Ia bahkan menilai keterlaluan jika empat RS yang dikunjungi korban kemudian mereka beralasan tidak ada kamar yang kosong. Itu sama sekali tidak masuk akal.
"Tidak semestinya mereka beralasan yang sama. Itu betul-betul tidak masuk akal dan hal itu sangat keterlaluan. Tapi saya akan cek dulu. Apalagi ada empat rumah sakit yang menolak," kata Syahrul kepada wartawan.
Mantan Bupati Gowa ini juga menambahkan, persoalan penolakan bukan hanya masalah standar kesehatan gratis.
Ia mengatakan kalau pihak RS tidak boleh melihat kondisi keuangan pasien apalagi mempertanyakannya.
"Bukan masalah standar gratis tapi ini standar dunia. Tidak boleh bertanya apa ada uangmu atau tidak. Saya marah kalau begitu," katanya.
Revan yang menderita penyakit muntaber mulai dibawah ke RS Daya pada Rabu siang.
Setelah dirawat beberapa jam kemudian diberikan rujukan RS Wahidin Sudirohusodo. Dengan alasan kamar pasien penuh, Revan pun kemudian dibawah kedua orang tuanya kerumah RS Ibnu Sina dan Awal Bross. Namun lagi-lagi kedua RS tersebut beralasan kamar pasien penuh.
Selain gubernur, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang juga mengungkapkan rasa prihatinnya.
Mantan Ketua DPRD Sulsel ini mengatakan kalau memang dalam waktu-waktu tertentu kondisi rumah sakit terkadang penuh.
Ia berharap jika memang kejadian tersebut benar, maka pihak rumah sakit dapat secepatnya memperbaiki manajemannya.
"Saya coba cek, kita akan melihat dulu. Memang kapasitas rumah sakit penuh dalam waktu tertentu. Kita berharap ada perbaikan manajemen rumah sakit agar kedepannya kajadian serupa tidak akan terulang lagi," kata Agus. (Rud)