TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi V DPR Mulyadi meminta Kementerian Perhubungan melakukan pelebaran landasan terbang (runway) Bandara Matahora di daerah wisata Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Selain itu, overlay terhadap landasan pacu juga harus dilakukan mengingat ketebalan yang kini ada hanya lima sentimeter.
"Begitu runway dari 2.000 meter diperpanjang menjadi minimal 2.250 meter, Bandara Matahora dapat didarati oleh pesawat Boeing 737-800," kata Mulyadi dalam pernyataannya, Rabu (10/7/2013).
Mulyadi meminta Kementerian Pekerjaan Umum agar membantu pembangunan infrastruktur jalan.
"Kabupaten Wakatobi baru 7 tahun, tetapi semangat membangun yang telah diperlihatkan Bupati (Hugua) luar biasa. Karena itu harus kita dukung sepenuhnya," ujar Mulyadi.
Menurut Mulyadi, masyarakat dunia terkesima dengan Wakatobi. Di Pulau Tomia, salah satu pulau di Wakatobi, terdapat 70 resort yang dikelola oleh warga negara Swiss.
Warga negara Swiss itu membuat bandara sendiri, menghubungkan Tomia dengan Bali, untuk melayani tamu-tamu kelas dunia.
"Berarti ada sesuatu yang sangat luar biasa di Wakatobi," katanya. "Alangkah ironisnya kalau potensi tersebut kita biarkan. Potensi yang ada akan sulit dikembangkan tanpa dukungan infrastruktur yang memadai."
Mulyadi mengusulkan, Bandara Matahora menjadi subhub bagi Bandara Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan, mengingat arus penumpang dan barang di bandara internasional itu sudah sangat padat.
Politisi asal Sumatera Barat itu menyayangkan Bandara Matahora hanya bisa didarati pesawat ATR 72-500 sejak November tahun lalu.
Maskapai penerbangan Express Air dan Lion Air melayani penerbangan reguler Makassar-Baubau-Wakatobi (Wanci)-Kendari.(*)