TRIBUNNEWS.COM, JAWA TIMUR - Khalida Ayu Winarti tak pernah menyangka suaminya, Said Abdullah mendapat tugas menjadi cawagub PDIP. Ia baru percaya ketika diminta cepat-cepat mendampingi daftar ke KPU. Padahal saat itu, Khalida sedang berada di jalan.
Khalida ingat betul. Siang itu, tanggal 18 Mei 2013. Ia baru saja mendarat di Bandara Juanda. Khalida yang bermukim di Jakarta bermaksud mudik ke sumenep. Ia sudah kangen kampung halaman yang ditinggalkan hijrah sejak suaminya menjadi anggota DPR di Jakarta.
Dari bandara, mobil yang ditumpanginya meluncur ke arah Madura. Tiba-tiba ponselnya berdering. Rupanya staf pribadi Said yang menelponnya. Intinya, Khalida diminta memutar balik perjalan menuju kantor DPD PDI Perjuangan Jatim.
Sampai di kantor DPD PDIP Perjuangan, ia lihat ratusan orang sudah berkumpul di depan kanto yang berlokasi di Jl Kendangsari tersebut. Grup reog dan tukang becak ikut berjejer di sana. Suaminya Said Abdullah juga sudah menunggu. Di sampingnya ada Bambang DH dan belasan pengurus DPD PDIP Jatim. Mereka semua bersiap mengantar Bambang-Said untuk mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim.
Saat itulah Khalida baru yakin seratus persen, suaminya betul-betul mendapat tugas menjadi cawagub, mendampingi Bambang DH. Khalida senang sekaligus gamang. Senang karena suaminya mendapat kepercayaan. Tapi gamang karena ia belum menata mental.
Jangan menata mental, baju pengiring suami ke KPU saja belum tersedia. "Terpaksa saya pinjam kaos teman di kantor DPD," kenang ibu empat orang anak ini.
Tak ada waktu istirahat. Beberapa menit kemudian, ia harus ikut berjalan kaki dari kantor DPD PDIP menuju kantor KPU Jatim, di jalan Tenggilis Surabaya. Jaraknya sekitar dua kilomter. "Kaki saya sakit sekali. Rasanya ingin menangis," katanya. Kaki harus merasakan sakitnya kaki lecet. Bukan karena tidak pernah jauh. Tapi karena saat itu, ia pakai sepatu dengan hak tinggi.
Namun rasa sakit itu hilang, begitu melihat pendukung suaminya yang turut longmarch mengantar pasangan Bambang DH-Said Abdullah. "Saya juga harus lebih semangat, agar suami saya semangat dan para pendukungnya juga bersemangat," katanya.
Kini masa pendaftaran telah lewat. Bambang-Said resmi ditetapkan sebagai cagub-cawagub. Penggalangan makin intensif dilakukan. Kesibukan Khalida ikut meningkat. Hari-harinya dipadati agenda, membantu suami. Kadang ikut mendampingi suami di acara blusukan. Tapi tak jarang harus bergerak sendiri bila suami lebih cocok bergerak sendiri.
Saat suami bergerak sendiri, kesibukan Khalida biasanya beralih pada menyiapkan perlengkapan pribadi suaminya. Mulai baju hingga keperluan kecil-kecil seperti sabun dan sikat gigi. Satu lagi, Khalida tidak perlu lupa menyiapkan cream tabir surya (sunblock) bagi suaminya. "Ini agar kulit suami saya tak gosong-gosong amat, terkena terik panas matahari," katanya sembari melempar senyum.
Khalida faham betul dengan acara blusukan. Kegiatan membuat suaminya seringkali berpanas-panas ria untuk warga. Mulai petani, nelayan, abang becak, dan kaum buruh. Selain para ulama dan tokoh masyarakat. Pengalaman mendamping Said sebagai caleg dua kali, membuat Khalida paham betul yang harus dilakukan buat suaminya.
Ayu punya trik menghilangkan rasa penat suaminya sepulang tur keliling daerah. Begitu melihat kepenatan di raut suaminya, ia pun memanggilkan tukang pijat langganan mereka. "Selain di pijat, saya juga ajak bapak omong-omong tentang anak-anak, pasti deh bapak akan langsung semangat dan fresh begitu ngomongin tentang anak-anak," katanya.