TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Akses jalan utama Kota Manado-Tomohon belum dibuka untuk umum kendati jembatan bailey di Km 13 dan Km 16 sudah selesai dibangun prajurit TNI guna menyambung jalan yang putus akibat tanah longsor 15 Januari 2014 lalu.
Tanda larangan masuk masih dipasang oleh polisi sebab akses jalan tersebut masih dinilai berbahaya bagi pengguna jalan.
"Kami masih menunggu rekomendasi dari Balai Jalan dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) terkait kelayakan jalan ini apakah bisa dilalui kendaraan umum atau tidak," ujar Kasat Lantas Polres Tomohon AKP Ferdy Runtu, Sabtu (25/1/2014).
Ferdy Runtu mengatakan, bila sudah ada rekomendasi layak dari PU dan Balai Jalan Nasional, Polres Tomohon akan menetapkan jalur satu arah setiap hari di jalan Manado-Tomohon. Untuk tanggal genap khusus bagi kendaraan dari Manado ke Tomohon dan tanggal ganjil kesempatan bagi kendaraan dari Tomohon ke Manado.
"Bobot kendaraan yang lewat di jalur Manado-Tomohon harus 6 ton ke bawah, tak boleh lebih dari itu," tegasnya.
Kapolsek Tomohon Utara Iptu J Tuda menambahkan untuk sementara pihaknya melakukan pengawasan ketat lalu lintas kendaraan di jalur Manado-Tomohon mengingat jalur ini belum terbuka untuk umum.
"Kendaraan yang bisa lewat dari Kinilow mengikuti Tinoor ke Warembungan dan Manado hanya boleh roda dua saja, kecuali dari arah berlawanan di jalur yang sama. Sangay berbahaya jika diizinkan, bisa terjadi penumpukan kendaraan akibat macet," tuturnya.
Ia meminta pengertian masyarakat pengguna jalan agar mematuhinya.
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Meliuk dan Menerjang
"Ini diberlakukan untuk menjamin keselamatan warga. Jika ingin ke Manado yang mengemudikan kendaraan roda empat mengikuti jalur Tanggari atau Tanawangko. Di sana lebih aman karena akses jalan tersedia memadai," jelasnya.
Kendati sudah ada larangan, masih ada saja warga yang menerobos dengan kendaraan roda empat di jalur Tinoor-Warembungan yang biasa digunakan pemerintah dan Polri sebagai area evakuasi. Hal itu menimbulkan kemacetan karena jalan sempit.
Beragam alasan disampaikan pengendara mulai dari ingin ke Tinoor untuk mengunjungi keluarga hingga alasan sakit.
"Saya pernah sekali menerobos barikade polisi, dengan alasan ke Tinoor. Sampai di Tinoor langsung terus ke Manado, tapi ternyata susah juga karena jalan sempit hingga mengundang bahaya. Makanya sekarang sudah tobat dan lebih memilih untuk lewat Tanggari atau Tanawangko lebih aman," ujarnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, sebanyak enam orang tewas akibat terjangan tanah longsor di Tinoor dan Tambulinas pada 15 Januari silam. (war)