TRIBUNNEWS.COM SURABAYA, - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku menyusun sendiri konsep pengembangan suatu kawasan di Surabaya. Dia tidak membutuhkan jasa konsultan dalam hal pengembangan kawasan yang dinilainya terlalu boros, karena menghabiskan anggaran ratusan juta bahkan miliaran rupiah.
"Saya sendiri yang buat konsep pengembangannya, saya enggak butuh bantuan jasa konsultan yang bayarnya sampai ratusan juta sampai miliaran rupiah," katanya seusai menghadiri sidang paripurna di DPRD Kota Surabaya, Senin (10/2/2014).
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini mengaku tidak akan menghamburkan APBD untuk proyek kegiatan yang sebenarnya dapat dilakukan sendiri, tanpa bantuan pihak ketiga.
"Jika dapat dilakukan sendiri, kenapa harus pakai duit negara sih, kecuali proyek-proyek besar yang memang harus ditangani ahlinya," jelas Risma.
Sejumlah rencana pengembangan kawasan akan dilakukan Pemkot Surabaya akhir-akhir ini untuk mendongkrak aktivitas perekonomian warga Kota Surabaya, di antaranya adalah lokalisasi Dolly. Jika kawasan tersebut sudah steril dari aktivitas prostitusi yang ditarget tahun ini, Dolly akan dikembangkan sebagai pusat perekonomian yang terintegrasi dengan kawasan perekonomian lainnya. Khusus kawasan Dolly, Risma juga menyertakan aspirasi warga setempat.
Selain Dolly, kawasan lain yang akan dikembangkan adalah akses transportasi lingkar timur Surabaya sebagai upaya mengurai kemacetan di pusat kota. Jalur transportasi lingkar timur Surabaya akan terintegrasi dengan jalur lingkar timur Sidoarjo sebagai kawasan penyangga ekonomi Kota Surabaya.