Laporan Wartawan Tribun Batam, Thomlimah Limahekin
TRIBUNNEWS.COM TANJUNGPINANG, - Hubungan Indonesia dengan Singapura belum juga membaik. Hal ini terpicu oleh penamaan kapal perang KRI Usman-Harun. Indonesia dan Singapura lalu terlibat dalam perseteruan bilateral.
Saat ini, perseteruan tersebut belum mencapi titik temu. Kondisi ini bukan tidak mungkin akan berlanjut terus di waktu yang akan datang. Tentunya perseteruan itu pun bakal berdampak bagi Kepri sebagai provinsi yang berhadapan langsung dengan Singapura.
Demi mengantisipasi dampak yang tidak diinginkan, Ketua Pengurus XXXI FKPPI Kepri HM DR H M Soerya Respationo SH MH membuka suara. Dia menegaskan, perseteruan tersebut tidak akan terjadi jika Singapura tidak terlalu jauh mengintervensi urusan Pemerintah Indonesia.
"Sebetulnya setiap negara harus menghormati kedalautan negara lainnya. Singapura jangan terlalu mengintervensi apa yang menjadi kebijakan pemerintah Indonesia," ujar Soerya Respationo ketika dimintai tanggapan, Selasa (11/2/2014) sore.
Soerya sendiri mengakui bahwa polemik antara Indonesia dan Singapura terus terjadi sampai saat ini. Menurutnya, polemik ini bisa akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan bersama, jika tidak diselesaikan oleh Pemerintah Indonesia dan Singapura.
"Kalau polemik ini terus dibiarkan maka itu akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan bersama, termasuk oleh warga Kepri sendiri. Makanya, sebaiknya kita saling menghormati kedalautan masing-masing negara," tegas Wakil Gubernur Provinsi Kepri itu.