News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Risma: Dolly Ditutup Bukan karena Halal-Haram

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (kanan) berjabat tangan dengan pemain Timnas Indonesia U-19, Evan Dimas Darmono saat jamuan makan malam jelang pertandingan antara Timnas U-19 melawan Persebaya U-21 di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Minggu (23/2/2014). Timnas U-19 akan melakoni pertandingan uji coba melawan Persebaya U-21 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada hari Senin (24/2/2014). ANTARA FOTO/Suryanto

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Penutupan lokasi prostitusi Dolly, menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, bukan semata-mata karena masalah halal-haram atau surga-neraka.

Namun, Risma melihat ada praktik penindasan dan perlakuan sewenang-wenang yang dilakukan pihak tertentu kepada para pekerja seks komersial (PSK).

"Soal penyebaran penyakit, di lokasi prostitusi itu pasti, saya tidak bicara surga-neraka atau halal haram, tapi ada praktik penindasan di sana," kata Risma, Jumat (21/3/2014).

Praktik penindasan yang dimaksud Risma adalah saat para PSK diikat dengan skema utang yang tidak masuk akal dan merugikan para PSK.

"Tujuannya ya agar mereka tetap bekerja di sana, dan tidak bisa lari," ujar Wali Kota.

Terkait masalah surga dan neraka, itu tugas para tokoh agama yang memperingatkan. Dia sebagai pemimpin hanya menjamin warganya hidup aman dan nyaman tanpa ada praktik tindas-menindas.

Dari hasil pendataan yang ada, saat ini ada sekitar 1.080 PSK di kompleks Dolly yang masih beroperasi. Mereka aktif di puluhan wisma dengan sekitar 300 lebih mucikari.

Pemkot Surabaya menargetkan sebelum bulan puasa atau sekitar Juni mendatang lokasi prostitusi yang pernah disebut-sebut terbesar di Asia Tenggara itu harus sudah ditutup.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini