News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Satinah Divonis Hukuman Mati

Satinah Titip Surat untuk Anaknya Pakai Penjepit Rambut

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putri Satinah menunjukkan penjepit rambut dan surat yang diselundupkan dari penjara di Arab Saudi.

TRIBUNNEWS.COM.SEMARANG -  Jika upaya penyelamatan Satinah dari hukuman pancung pada 3 April mendatang benar-benar gagal, mungkin inilah satu-satunya barang yang bisa dikenang oleh pihak keluarga, khususnya Nur Afriana, anak tunggal Satinah.

Barang itu adalah penjepit rambut dan secarik kertas tulisan tangan Satinah dari balik jeruji penjara di Provinsi Al Gaseem, Arab Saudi.

Berdasarkan pengakuan Nur, kedua barang itu diselundupkan keluar dari penjara oleh seorang teman Satinah. Surat itu dilipat sedemikian rupa, disembunyikan di dalam rambut agar tidak diketahui oleh penjaga.

"Suratnya yang bawa temannya ibu yang dulu itu satu penjara, tetapi sekarang sudah bebas. Nitip jepit ini dan surat untuk disampaikan ke keluarga. Suratnya dijepit pakai penjepit rambut ibu, dipakai oleh teman ibu supaya bisa dibawa keluar penjara," kata Nur, Senin (24/3/2014) siang, sesaat sebelum berangkat ke Jakarta bersama pamannya untuk menemui Presiden SBY dan DPR RI.

Di dalam secarik kertas seukuran blocknote itu, Satinah mengungkapkan kerinduannya kepada anaknya. "Kepada anakku, Nur dan semua keluarga saya yang di kampung halaman. Terima kasih aku sudah bisa terima suratmu, sudah aku baca dan aku bahagia, dan aku senang pandang fotomu. Mudah-mudahan aku bisa ketemu," tulis Satinah, singkat.

Surat itu, ungkap Nur, merupakan balasan surat yang dikirimnya saat Satinah masih bekerja untuk Nura Al Gharib, majikan yang akhirnya bermasalah dan menyebabkan dirinya dijeblosakan ke penjara.

Satu-satunya petunjuk bahwa surat itu asli ditulis oleh Satinah adalah penjepit rambut yang bertulis "TINA" berikut nomor telepon Nur Afriana. Konon, Satinah bersusah payah menulis nama dan nomor telepon di penjepit rambut itu dengan cara menggoresnya pakai jarum.

Berkat nomor telepon itu pula, alamat keluarga Satinah bisa ditemukan oleh teman satu selnya yang sudah bebas itu.

"Jepit itu buat bukti kalau teman ibu benar-benar ketemu ibu. Ada namanya, ibu dan no saya yang dikasih sama ibu. Kalau tidak salah ingat, surat itu dibawa tahun 2006, saya lupa," kata Nur lagi.

Surat dan penjepit rambut itu, turut serta dibawa Nur Afriana ke Jakarta untuk diperlihatkan kepada Presden SBY dan DPR RI. Nur berdoa agar penjepit rambut itu bisa dikenakan lagi oleh ibunya saat berkumpul lagi dengan keluarganya nanti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini