TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baik Toni maupun istrinya tidak curiga dengan pelaku. Sampai bayi lahir dengan berat 3.400 gram dan panjang 48 sentimeter, pelaku juga sempat melihat-lihat, meski pelaku juga sempat melihat bayi lain di ruangan tersebut.
Bayi perempuan anak kedua dari pasangan ini , warga Babakan Irigasi, RT 03/04 Kelurahan Babakan Tarogong, Kecamatan Bojong Loa Kaler, Bandung, dilaporkan telah dibawa oleh orang tak dikenal pada, Selasa (25/3) sekitar pukul 19.30 WIB.
Dalam rekaman CCTV RSUP Hasan Sadikin Bandung (RSHS), bayi perempuan yang berada di ruang Alamanda tersebut dibawa oleh seorang perempuan yang mengenakan kerudung penutup kepala, berjas atau jaket putih, serta rok lebar jins berenda putih.
Diceritakan, sekitar jam tujuh malam lebih, pelaku yang dimaksud kembali mendatangi kedua pasangan yang sedang menjaga bayi mereka. Pelaku mengaku bagian administrasi dan meminta KTP Toni. Begitu usai melihat KTP, pelaku meminta istri Toni mengganti sarung yang ada noda darahnya di kamar mandi. Ia juga meminta Toni mengantar ke kamar mandi.
"Dia juga bilang mau bawa anak saya ke ruang bayi untuk ganti pernel (selimut). Dan saya tidak curiga," kata lelaki yang berprofesi sebagai sopir angkot ini.
Begitu keluar dari kamar mandi, pasangan ini tidak melihat bayi mereka. Yang membuat Toni curiga, selimut anaknya tidak dibawa oleh pelaku yang mengaku dokter, padahal sebelumnya akan mengganti selimut.
Ia pun bergegas ke ruang bayi dan sampai di sana, ayah dua anak langsung syok karena petugas jaga mengaku tidak menerima bayinya. "Saya kaget, syok, lemes rasanya. Anak saya nggak ada di ruangan bayi," katanya. Ia pun langsung lapor petugas keamanan yang berjaga dan diteruskan dengan laporan ke Polsek Sukajadi.
Pihak kepolisian Bandung menduga pelaku profesional dalam melakukan aksi pencurian bayi. "Dari keterangan para saksi atau rekaman CCTV, pelaku ya wanita. Tapi, kita tetap kedepankan praduga tak bersalah. Bisa saja untuk mengelabui orang jadi bisa saja pria pelakunya hanya berdandan seperti wanita. Apalagi kalau sindikat, bisa saja kan," ujar Kapolrestabes Bandung, Kombes Mashudi didampingi Kasat Reskrim AKBP Nugroho Arianto dan Kanit Reskrim Polsek Sukajadi, AKP Achmad Gunawan, kemarin.
Disebutkannya, dari rekaman CCTV, pelaku diduga seseorang berusia sekitar 35 tahun dan berperawakan sedikit gemuk. Pelaku menggunakan baju batik, jas putih dan menggunakan kerudung serta berkacamata.
Perihal dugaan keterlibatan orang dalam, polisi masih mendalami kasus ini. Guna mengungkap kasus dan menangkap pelaku pencuri bayi, Kapolrestabes menyatakan polisi sudah menerjukan tiga tim khusus dari Polrestabes Bandung.
Hingga kemarin, baru lima orang saksi yang sudah dimintai keterangannya oleh polisi. Selain kedua orang tua bayi berjenis kelamin perempuan itu, polisi memeriksa sekuriti RSHS dan internal RSHS.
Kapolrestabes mengatakan, keterangan saksi bisa bertambah guna mengungkap kasus pencurian bayi ini. Selain para saksi, polisi pun mendalami rekaman Closed Circuit Television (CCTV) di sekitar lokasi RSHS.
"CCTV sudah kita periksa, kita akan periksa juga CCTV yang ada di sekitar lokasi, seperti rumah warga yang pasang CCTV," kata Mashudi.
Menurut Mashudi, berdasarkan informasi yang dihimpun kepolisian, kejadian bermula ketika seorang wanita yang berpakaian lengkap seperti seorang doktersempat mendatangi ruang Alamanda Kelas III RSHS, sekitar pukul 16.00, Selasa (25/3).
Wanita tersebut menanyakan seorang pasien kepada mahasiswa Stikes yang tengah magang. Dia menanyakan pasien atas nama Mila, namun mahasiswa mengatakan tidak ada dan pelaku pergi sambil mengucapkan terima kasih.
"Sebelum orang yang diduga ngaku dokter itu pergi, sambil membuka gorden di bed 4 dan bed 3. Lalu, setelah melihat bed 3. orang yang menyamar sebagai dokter tersebut nyuruh mahasiswa magang untuk membedong bayi yang ada di bed 3. Setelah selesai terus nyuruh si mahasiswa untuk menyerahkan bayi kepada ibunya. Sesudah itu, si orang yang jadi dokter itu keluar," ujar Kapolrestabes.
Saat kejadian, tambah Kasat Reskrim, ada seorang bidan yang bertugas bernama Asih dan lima orang mahasiswi dari Stikes Akademi Kebidanan Andini Sulawesi Barat yang sedang praktik kerja lapangan. Mereka tidak mengetahui perbuatan pelaku pencuri bayi ini, bahkan pelaku keluar biasa saja melewati pos sekuriti yang saat itu dijaga oleh ppetugas yang bernama Rahmat.
Sekuriti Rahmat mengira yang lewat tersebut adalah dokter. Dia tidak melihat secara saksama sedang membawa bayi, karena Rahmat yang bekerja sebagai satpam itu sedang sibuk mencatat data pasien. (tif/dic)