TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ratusan buruh dari berbagai daerah di Jawa Timur, menggelar aksi pemanasan menjelang Hari Buruh yang jatuh setiap 1 Mei, di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (24/4/2014).
Salah satu tuntutan buruh adalah, meminta Gubernur Jawa Timur Soekarwo membatalkan rencana penutupan lokalisasi Dolly pada 19 Juni mendatang.
"Penutupan Dolly hanya akan membuat masalah sosial baru, karena upaya pemerintah dalam upaya merehabilitasi kehidupan PSK, mucikari, dan pelaku ekonomi di Dolly belum maksimal. Karena itu kami minta batalkan penutupan Dolly," kata salah seorang orator aksi.
Selain menolak penutupan Dolly, para buruh juga mengusung isu klasik perburuhan seperti tolak upah murah, hapus outsourcing, usut kekerasan terhadap pengurus serikat buruh, dan usut tuntas kasus pengusaha penindas buruh.
Buruh yang berunjuk rasa berasal dari berbagai elemen seperti KASBI, Kelompok Paguyuban Pekerja Lokalisasi, Gerakan Rakyat Bersatu (GRB), dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
Selain mengendarai sejumlah truk, mereka juga datang bergerombol dengan menggunakan motor.
Aksi para buruh tersebut, sempat membuat macet pemakai jalan di Jalan Gubernur Suryo Surabaya, karena polisi memberikan separuh ruang jalan kepada buruh yang melakukan aksi.
"Ini sekaligus pemanasan untuk aksi buruh yang lebih besar pada 1 Mei nanti," ujar Korlap GRB, Hadi Purnomo.