Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, David Tobing
TRIBUNNEWS.COM, SIAK - Penuturan tersangka MD (19), satu dari tiga tersangka kasus pembunuhan dan mutilasi, yang mengaku melakukan pembunuhan dan mutilasi enam korbannya, pernah mengaku melakukan aksi keji itu atas suruhan seorang dukun.
Pernyataan itu rupanya menimbulkan spekulasi di masyarakat, apakah ayah dari tersangka S (22), yang berprofesi sebagai paranormal itu, adalah dukun yang dimaksud oleh tersangka MD ?.
Ayah dari AS memang cukup dikenal oleh warga Desa Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, sebagai seorang paranormal karena diketahui bisa menyembuhkan penyakit.
Meskipun ayah dari tersangka AS adalah benar berprofesi sebagai seorang paranormal, namun belum ada satupun bukti yang mengarahkan keterlibatannya dalam rangkaian kasus mutilasi yang dilakukan oleh tersangka MD Cs tersebut.
Zumel Afendi Zen (38), ketua RT 06/ RW O4, Desa Pinang Sebatang Timur, membenarkan bahwa ayah AS berprofesi sebagai seorang paranormal, dan kerap mengobati sejumlah penyakit yang aneh-aneh.
"Sudah tiga tahun S dan ayahnya, termasuk kakanya tinggal di Desa ini. Selama itu, ayah S dikenal sebagaai orang Banyak warga yang berobat kepada orang tua AS itu,"kata Zumel.
Namun, sejak anaknya S ditangkap oleh petugas pada (22/7) lalu, ayah tersangka S, sudah tidak lagi berada dirumahnya tersebut.
"Kita tidak tahu kemana orang tua itu pergi. Sejak penangkapan itu, kita memang tidak menaruh curiga apapun kepada ayah S, karena Ia dikenal sebagai orang yang ramah,"ungkap ketua RT 06 ini.
Selain menghubungkan dugaan keterlibatan ayah dari tersangka AS dari profesinya sebagai paranormal, dugaan lainnya yang berkembang dimasyarakat Desa Pinang Sebatang Timur akan keterlibatan ayah dari tersangka AS dalam kasus itu, yakni dengan menyeruaknya kembali keganjilan atau keanehan dari kasus anak yang hilang, yang terjadi sekitar dua tahun yang lalu.
Seperti diceritakan oleh Mardiana,warga Desa Pinang Sebatang Timur menceritakan, pernah pada dua tahun yang lalu seorang anak hilang dan tidak pulang-pulang kerumahnya. Sejumlah warga kemudian mencari selama hampir tiga hari lamanya, namun tidak kunjung diketemukan.
Warga kemudian meminta bantuan penerawangan seorang para normal, yakni ayah dari tersangka AS, untuk mencari keberadaan anak yang hilang itu.
"Saat itu ayah dari tersangka AS itu menyuruh untuk mencari anak yang hilang itu dibawah kolong tempat tidur dan juga menyuruh untuk mencari didalam sumur. Namun petunjuk dari paranormal itu ternyata tidak juga berhasil menemukan anak itu,"ujarnya menceritakan.
Tidak sampai disana, diceritakannya lagi, warga masih terus mencari-cari keberadaan bocah yang hilang itu, namun masih tidak kunjung ketemu. Sampai kemudian warga memutuskan untuk mencari kesemua rumah-rumah warga desa.