Saat ini stem sell produksi ITD baru diperuntukkan kalangan terbatas.
Produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan rumah sakit di Surabaya. Di antaranya RSU Dr Soetomo dan rumah sakit-rumah sakit besar di Jatim.
Prof Nasron menuturkan, keberhasilan itu merupakan hasil kerja panjang bersama-sama antara ITD, Fakultas Kedokteran Unair, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unair, dan RSU Dr Soetomo.
ITD menjalankan peran sebagai pusat penelitian, riset dan pengembangan stem cell.
Lalu dua fakultas kedokteran dan FKG menjadi penyuplai tenaga peneliti.
Sedangkan RSU DR Soetomo ditunjuk sebagai tempat untuk mengaplikasikan stem cell.
“Di luar itu, kami juga sharing knowledge dengan Korea Selatan, Iran, Australia, Jerman, Polandia, dan Inggris,” katanya.
Untuk memproduksi massal, ITD sudah cukup siap. Peralatan dan laboratorium cukup. Begitu juga dengan tenaga ahli yang dimiliki.
Saat ini ada 53 dokter yang terlibat aktif melakukan pengembangan stem cell.
Rinciannya 13 dokter bergelar doktor dan profesor, 13 doktoral (pendidikan).
Sisanya 27 orang adalah dokter spesialis yang sedang menempuh pendidikan S-2. Para dokter itu berasal dari berbagai latar spesialis.
Prof Nasron menjelaskan, stem cell produksi ITD selama ini lebih banyak sel yang berasal dari orang dewasa.
Bisa dari sumsum, darah, plasenta, tali pusar sampai lemak. Jauh sebelumnya, bahan stem cell banyak berasal dari darah tali pusar bayi beberapa saat setelah dilahirkan. (idl/ben/day)