TRIBUNNEWS.COM.KEFAMENANU, - Gerakan Rakyat Peduli Demokrasi dan Keadilan (Garda) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), menuding Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes telah melakukan pembohongan publik, karena sampai saat ini stok obat-obatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu masih kosong.
“Pada dua pekan lalu, Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes telah menyampaikan ke publik melalui media sosial (Facebook) bahwa obat-obat dan alat kesehatan sudah ada di RSUD Kefamenanu. Tapi kenyataannya hanya cairan infus yang sudah ada, sementara obat-obat hingga hari ini belum juga ada, sehingga Bupati TTU telah melakukan pembohongan publik,”beber Penasihat Garda TTU, Paulus Modok, kepada Kompas.com, Minggu (27/9/2014).
Menurut Paulus, sejumlah pasien dan keluarga pasien yang ia temui di rumah sakit maupun yang mendatangi langsung ke rumahnya, mengaku pasien masih harus membeli obat di apotek luar rumah sakit. Bahkan obat yang harga Rp 3.000 pun dibeli di apotek luar.
Paulus juga menuding Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes dan Wakil Bupati TTU, Aloysius Kobes telah mengorbankan masyarakat TTU, karena harga obat yang dijual di apotek sangat mahal.
”Pasien yang masuk ke rumah sakit kebanyakan adalah warga miskin yang pendapatannya pas-pasan. Kalau obat-obatan harganya sekali beli hingga ratusan ribu, bagaimana pasien yang miskin ini mampu membeli,” kata Paulus.
Karena itu dia meminta kepada aparat penegak hukum, dalam hal ini Kejaksaan Negeri Kefamenanu untuk segera menyelidiki dana pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan tahun 2013 dan 2014.
Terkait dengan tudingan itu, Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes yang dihubungi melalui telepon selulernya tetapi tidak aktif. Pesan singkat yang dikirm juga belum dibalasnya. Pesan singkat yang dikirim melalui facebook milik Raymundus Fernandes juga belum dibalasnya meskipun akun Facebok-nya aktif.
Sebelumnya, Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes ketika dihubungi Kompas.com melalui pesan media sosial, Rabu (17/9/2014) lalu, mengatakan, obat dan alat kesehatan telah tiba di RSU Kefamenanu setelah diangkut dengan sebuah truk, Selasa (16/9/2014) lalu.
Hal itu dia sampaikan untuk merespon keluhan sejumlah pasien rawat inap, yang mengeluh karena harus mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah untuk membeli botol infus, sarung tangan, dan obat-obatan.
Kondisi tersebut membuat para pasien yang kebanyakan adalah warga miskin harus berpikir keras demi mencari tambahan uang. Dampak dari kelangkaan obat itu membuat dua warga TTU meninggal yakni Theresia Mbado warga Dalehi, Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu yang meninggal Selasa (19/8/2014) dan Sabina Nule, warga Oelbonak, Kecamatan Bikomi Tengah yang meninggal pada Minggu (14/9/2014) kemarin.