TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Profesi Wagiran, warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Tengah, tergolong langkah.
Pria berusia 40 tahun ini memiliki keahlian memijat seluruh jenis hewan kurban, baik kambing maupun sapi.
Selama menjelang Hari Raya Idul Adha, Wagiran banyak dicari pedagang kambing dan sapi untuk memijat hewan kurban yang hendak dijual.
"Saya selalu memijatkan kambing di stan hewan kurban saya kalau kelihatan stres agar segera sehat dan licah serta digemari para pembeli," terang Didik Sugianto (45) di stan jualan kambing Jl Raya Alternatif Madiun - Caruban, Sabtu (4/10/2014).
Pekerjaan memijat kambing dan sapi dalam kondisi stres itu sudah dilakoni Wagiran sejak puluhan tahun. Akan tetapi, kata Wagiran, permintaan pijat hewan ternak terbanyak menjelang Hari Raya Kurban.
"Ramainya saat menjelang kurban. Kalau hari biasa saya menjual kambing atau menjadi perantara orang berjualan kambing dan sapi," paparnya.
Menurutnya, pemijatan sebagai terapi layaknya memijat manusia. Sebelum dipijat kambing maupun sapi diberi jeruk nipis. Hewan kurban dipijat dengan diawali pada 4 kakinya. "Kemudian dilanjutkan ke tubuh kambing atau sapi sampai ke kepalanya. Ya tak risih meski baunya tak enak wong ini profesi saya dan halal hasilnya," ungkapnya.
Untuk memijat kambing, kata Wagiran, biasanya mendapatkan imbalan Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per ekor, sedangkan untuk sapi rata-rata diberi imbalan Rp 35.000 sampai Rp 40.000 per ekor.
"Sejak menjelang Hari Raya Idul Adha mulai dua pekan lalu, rata-rata sehari bisa memijat dua ekor kambing. Paling banyak sehari bisa memijat 5 sampai 7 ekor kambing. Bergantung penjual hewan kurban yang mencari saya," pungkasnya.
Penulis: Sudarmawan