TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA – Pembukaan pendaftaran pensiun dini bagi karyawan pabrik rokok PT Gudang Garam (GG) Kediri, hingga Selasa (14/10) telah mencapai 6.048 orang. Dari jumlah itu, yang sudah mendapat persetujaun hingga Selasa siang sekitar pukul 13.00 WIB sebanyak 3.333 orang.
Hal itu diungkapkan Slamet Budiono, Wakil Direktur Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), usai bertemu dengan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Timur, Edi Purwinarto, di kantor Disnakertrans Jatim, Jl Dukuh Menanggal.
“Kami tidak ada target berapa yang mendaftar pensiun dini plus ini. Karena mereka mendaftar sendiri hingga tanggal 18 Oktober 2014 mendatang,” kata Slamet.
Lebih lanjut, Slamet mengungkapkan bila kehadirannya di Disnakertrans Jatim ini atas undangan Kadis Nakertrans dan memberikan apa yang perlu disampaikan serta mendapatkan masukan balik.
Sesuai dengan yang disampaikan sebelumnya, Slamet mengaku pihaknya telah menyediakan hal-hal yang diperlukan pasca para karyawan yang bekerja di bagian Sigerat Rokok Tangan (SKT).
“Pensiun dini untuk karyawan SKT ini merupakan pensiun dini plus. Mereka mendapatkan dana pensiun 10 kali dari gaji, kemudian jaminan kesehatan dengan BPJS Kesehatan hingga usia 55 tahun bersama anggota keluarganya, serta pelatihan ketrampilan dan usaha,” lanjut Slamet.
Untuk pelatihan usaha pasca pensiun dini, Slamet mengatakan pihaknya telah menyiapkan anggaran pelatihan serta pendampingan untuk mantan karyawan yang memiliki kemampuan dan keinginan untuk membuka usaha.
Dukungan dari pemerintah setempat dalam hal ini, Pemkot Kediri, juga sudah didapat. Sehingga membuat upaya yang mereka lakukan menjadi lebih mudah dan bermanfaat.
“Kami sebenarnya tidak ingin seperti ini. Tapi adanya penurunan usaha di bidang SKT di tahun ini yang mencapai sekitar 26 persen, mau tidak mau kami harus ambil kebijakan ini,” tambah Slamet.
Didampingi Kepala Bidang Humas PT Gudang Garam Kediri, Iwan Tri Cahyono, menambahkan, dengan kegiatan pelatihan yang diberikan, diharapkan para mantan karyawan ini sudah siap dan bisa mendapatkan kegiatan lain yang juga menghasilkan pendapatan.
“Pelatihan ketrampilan yang kami berikan antara lain bidang tata boga, pertanian, pijat kesehatan, dan lain-lain, dengan trainer profesional sesuai bidangnya,”tambah Iwan.
Sementara itu, Kepala Disnaketrans Jatim, Edi Purwinarto menambahkan, pertemuan itu hanya untuk memberikan kepastian situasi yang kondusif pasca pensiun dini ribuan karyawan Gudang Garam.
“Karena tidak hanya Gudang Garam saja, di tahun ini ada tiga pabrik rokok besar yang melapor kepada kami kalau melakukan pengurangan karyawannya. Diawal PT Hm Sampoerna, kemudian PT Bentoel dan sekarang PT Gudang Garam,” ungkap Edi.
Pihaknya sebenarnya mengharapkan hal ini tidak terjadi karena bisa menambah tingkat angka pengangguran di Jatim.
Tapi bila dengan adanya kebijakan ini merupakan pilihan yang harus dilakukan, maka pihak Disnakertrans mengaharpan ada upaya yang lebih baik untuk menjaga situasi yang kondusif serta memberikan peluang kerja non formal.
“Kami sendiri juga ada program alih kerja dengan menggunakan dana APBD Provinsi. Tapi belum tahu berapa jumlahnya karena masih digodok. Sementara dari ketiga perusahaan besar ini ternyata mereka juga sudah memiliki program dan anggaran untuk mengalih kerja para karyawannya yang dipensiun dini,” jelas Edi.
Situasi yang kondusif ini diharapkan tetap bisa menarik investor dari luar untuk masuk di Jatim dan kembali bisa menyerap tenaga kerja dari warga Jatim.
Industri rokok di Jatim sendiri, tercatat sebanyak 35.000 dan jumlah pekerja di Jatim sebanyak 2,9 juta. Dengan jumlah itu, khusus untuk SKT di PT Gudang Garam Kediri tercatat ada 17.000 pekerja.