TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Keberadaan ayam kampus atau mantan PSK dolly kini menjadikan hotel sebagai tempat pelabuhan guna memnjakan tamu hidung belang.
Kini mereka menggelar ekspo atau transaksi per dua jam sesuai dengan banyaknya pelanggan.
Menurut Angel, ekspo ini dulunya dikenal dari germo yang pernah mengkoordinirnya.
Pengusaha yang memang bisnis esek-esek itu, kata Angel, memang berusaha mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dalam waktu cepat.
Mereka yang kemudian memasarkan secara masif. “Mereka sering menggilir anak buahnya untuk melakukan ekspo,” katanya.
Angel yang merasa terlalu diekploitasi kemudian memilih jalan sendiri. Termasuk menggelar ekspo sendiri.
“Kerja sendiri dianggap lebih menguntungkan, karena bisa mengatur slot dan tidak ada potongan untuk germo,” ujarnya.
Sejumlah temannya masih bertahan berkoordinasi dengan germo.
“Biasanya, kalau yang lewat germo, slotnya dibuat ketat karena kejar setoran. Semakin dapatnya banyak, germonya juga dapat banyak. Potongannya antara 25 sampai 30 persen,” ungkapnya.
Sistem ekspo tidak hanya ada di Surabaya. Hampir semua penyedia jasa esek-esek di berbagai kota menggunakan sistem ini.
Namun, para pelanggan biasanya cepat bosan, jika yang di-ekspo-kan PSK yang sama.
Karena itu, para germo biasa berjejaring dengan germo di kota lain.
Jika seorang PSK sudah sepi pelanggan, maka akan dikirim untuk menggelar ekspo di luar kota.
Demikian juga sebaliknya, banyak PSK dari luar kota yang datang untuk menggelar ekspo.