Jangan sampai, profesionalisme dalam menggali informasi dan melakukan penyidikan dicederai dengan kekerasan.
Polisi harus menggunakan cara, metode, sesuai dengan prosedur hukum. Bukan dengan kekerasan.
Bagaimana hukum bisa tegak kalau penegak hukum sendiri melakukan pelanggaran?
Pelaku kejahatan sekalipun memiliki hak-hak yang perlu dilindungi. Apalagi pelaku yang masih katagori anak-anak.
Indikator keberhasilan penegakan hukum itu bisa dilihat dari tidak adanya kekerasan yang dalam penanganannya.
Saya katakan ini, kekerasan itu merupakan bentuk kegagalan proses penegakan hukum sekaligus kegagalan kepemimpinan.
Pimpinan instansi itu pemegang komando, juga teladan bagi anak buahnya. Jangan malah membiarkan pelanggaran berat seperti ini. Kalau ini dibiarkan, sangat berbahaya.
Saya memilik data dari penelitian di beberapa daerah terkait adanya kesalahan dalam pendidikan kepolisian kita. Ada periode-periode kapan penyidikan di kepolisian tidak sesuai dengan seharusnya.
Siapa pun pelakunya, tentu harus dihukum. Jangan dibela apalagi dilindungi.
Kami berjanji akan mengusut kasus ini. Kita harus menelusuri siapa penembaknya, tahun berapa dia masuk polisi, siapa pemimpinnya, bagaimana dia melakukan penembakan itu, atas inisiatif siapa dia melakukannya, semuanya harus kita telusuri agar tahu latar belakang aksi brutal itu.
Saya bisa memahami tugas polisi yang harus banting tulang menjaga ketertiban masyarakat.
Tetapi jangan sampai, tugas mulia itu dinodai dengan aksi yang malah membuat pelanggaran baru.
Harus ada tindakan konkret untuk memutus rantai kekerasan di institusi penagakan hukum.
Dalam waktu dekat, kami di Kompolnas menggelar rapat kerja. Saya akan memasukkan informasi ini sebagai bahan untuk disikapi secara serius. Kekerasan yang dilakukan penegak hukum harus segera dihentikan.