TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Perbaikan trotoar di enam titik di Kota Bandung menghabiskan dana Rp 62 miliar. Tiga titik di antaranya merupakan perbaikan trotoar unggulan memakai granit.
"Enam titik perbaikan trotoar dan drainase, tiga titik di antaranya sebagai trotoar unggulan menggunakan granit," ujar Kasi Pemanfaatan Ruang Milik Jalan Bidang Pembangunan dan Pemeliharan Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung, Yul Zulkarnaen di Balai Kota, Selasa (11/11/2014).
Zulkarnaen mengatakan, tiga trotoar unggulan itu satu titik di Jalan Braga dan dua titik di Jalan LRE Martadinata dengan total biaya Rp 52 miliar. Rinciannya, perbaikan Jalan Braga sepanjang 800 meter sebesar Rp 12,3 miliar. Sedangkan Jalan RE Martanegara sepanjang 2,3 km terbagi dua proyek masing-masing Rp 21 miliar dan Rp 19 miliar.
"Trotoar menggunakan granit jauh lebih mahal dibanding yang biasa, tapi dengan granit lebih kuat dari keramik ," ujar Zulkarnaen.
Menurut Zulkarnaen, dana sebesar Rp 52 miliar itu tidak hanya untuk perbaikan trotoar, tapi termasuk perbaikan saluran air.
"Jalan Braga dan RE Martadinata akan dijadikan pilot project trotoar Bandung Juara," ujar Zulkarnaen.
Zulkarnaen mengatakan, trotoar yang akan dipasang granit gradasi tiga warna itu ditargetkan selesai akhir Desember 2014. Namun sampai kemarin, pembangunan trotoar dan saluran air di Braga baru mencapai sembilan belas persen.
Selain trotoar akan cantik, lanjut Zulkarnaen, kabel-kabel yang saat ini berantakan akan dimasukkan ke dalam drainase agar keindahan bangunan heritage tak terhalangi kabel.
Trotoar pun tak akan dipasang bongkar seperti selama ini karena akan dibuat man hole, yaitu lubang seukuran manusia yang diberi penutup sehingga saat ada perbaikan kabel, tidak perlu membongkar jalan atau trotoar karena cukup membuka man hole-nya.
Beda Kode Rekening
Sejumlah anggota DPRD Kota Bandung mempertanyakan penggantian trotoar di tiga titik yang menelan biaya cukup besar. Terlebih, tak ada rencana pembangunan trotoar memakai granit.
Seperti yang ditanyakan Ade Fachruroji, yang juga anggota Badan Anggaran (Banggar). Menurutnya, pembangunan trotoar dengan granit bukan skala prioritas kebutuhan pembangunan. "Seharusnya Wali Kota memprioritaskan drainase yang rawan banjir, setahu saya Jalan Braga dan RE Martadinata tidak masuk titik banjir," ujar Ade.
Ade juga mempertanyakan anggaran trotoar disatukan dengan anggaran drainase, padahal seharusnya kode rekening trotoar berbeda dengan kode rekening drainase.
Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung Rendiana Awangga yang menangani pembangunan, mengatakan perbaikan trotoar di tiga titik yang menggunakan granit tidak ada dalam APBD 2014.
"Ya, yang saya ketahui anggaran perbaikan trotoar di Braga dan Riau menggunakan granit itu tidak ada dalam APBD tahun 2014," ujar Awang, panggilan Rendiana, di kantornya, Selasa (11/11).