TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Beberapa pekerja seks komersil (PSK) memilih pensiun dari 'dunia hitam' ketika tak muda lagi. Ada yang bahkan setelah pensiun menjadi pengusaha, seperti Melati.
Berbeda dengan Popy--sebut saja namanya demikian-- yang beroperasi mencari pasangan kencan di Kotamobagu.
Wanita 42 tahun ini mengaku akan berhenti dari PSK jika ada laki-laki yang datang melamarnya. "Saya akan berhenti (sebagai PSK) jika sudah ada yang meminang saya," katanya.
"Saya pernah menikah pada 1994 kemudian pada 2003 cerai. Baru tahun 2009 mulai bekerja seperti ini," ujarnya.
Dikatakannya, sebelum menjadi PSK, selama rentang waktu antara 2003 dan 2009, ia bekerja serabutan di rumah-rumah orang.
"Saya cuci baju, memasak dan sebagainya, turun dari rumah ke rumah," ungkap ibu dua anak ini, masing-masing berusia 22 dan 16 tahun.
Agar tetap tampil cantik, dia selalu melakukan perawatan ke salon. Malam harinya, dia mencari mangsa di taman kota. Kadang siang hari dia juga menerima order ke hotel.
Dalam sehari, dia bisa mengumpulkan uang Rp 400 ribu. Namun uang itu habis dalam sehari juga karena dia merasa banyak kebutuhan yang harus dibeli.