Laporan Tribun Jateng, Yayan Isro Roziki
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Penelusuran Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang untuk mendata gedung bersejarah akhirnya membuahkan hasil. Gedung yang ditemukan belum lama ini punya andil besar dalam sejarah pergerakan di Indonesia.
Terbaru, mereka berhasil menemukan Vereeniging van Spoor en Tramweg Personel (VSTP). Kantor ini merupakan organisasi serikat buruh kereta api dan trem yang berpusat di Semarang yang belakangan mempelopori geraka buruh di Indonesia.
"Saya tak menyangka, gedung tua, yang sebagian depannya ditutup seng dan hampir tiap hari saya lewati itu, ternyata bekas kantor pusat VSTP," ucap koordinator KPS Semarang, Rukardi kepada Tribun Jateng, Minggu (7/6/2015).
"Saya mulai dari studi literatur dulu, bermula dari buku 'Riwayat Semarang', karya Liem Thian Joe," cerita dia.
Selain mengandalkan buku terbitan 1933 itu, Rukardi juga menelusuri jejak gedung dari literatur lain, di antaranya 'Dinamika Pergerakan Buruh di Semarang 1908-1926,' karya Dewi Yuliati. Lalu buku, 'Sedjarah Pergerakan Buruh di Semarang' (1954).
Menurut dia, mencari gedung bersejarah bukan perkara mudah. Musababnya, banyak nama daerah dan jalan di Semarang yang berbau Belanda diubah menggunakan nama yang lebih membumi.
"Di puncak kebingunan, saya teringat buku 'Djawatan Penerangan Kota Besar Semarang,' karya Soekirno terbitan 1956," urainya. Buku itu menerangkan pergantian nama-nama jalan dari yang berbau kolonial Belanda, menjadi nama yang lebih nasionalis.
Berbekal keterangan dalam buku itu, ia menyempitkan area pencarian yang berpusat di kawasan Kota Lama. Walhasil, ia menemukan gedung bersejarah itu.
"Dahulu, nama jalan di mana gedung itu berada adalah Heerenstraat atau Jalan Purwodinatan. Dan sekarang sudah berubah menjadi Jalan Letjen Suprapto," terang Rukardi.