Laporan Wartawan Surya, Mujib Anwar
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Partai Nasdem minta Pilwali Surabaya ditunda sampai tahun 2017.
Desakan tersebut disampaikan, menyikapi tidak adanya calon pasangan yang serius sebagai penantang incumbent Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana (RW) yang diusung PDIP, dalam Pilkada serentak yang digelar 9 Desember 2015.
Ketua DPW Partai Nasdem Jatim, Effendi Choirie mengatakan, penundaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) atau Pilwali Surabaya merupakan solusi terbaik, jika sampai batas akhir pendaftaran pasangan calon ternyata hanya ada satu pasangan saja alias calon tunggal.
"Tidak perlu memaksakan dengan menciptakan calon boneka. Kita tunggu saja sampai tahun 2017, sehingga ada calon yang benar-benar siap untuk bertarung dalam Pilwali Surabaya," ujarnya, Kamis (23/7/2015).
Menurut Gus Choi, penundaan tersebut semata-mata agar terbangun demokrasi yang bagus di Surabaya.
Jika hanya ada satu tokoh yang kuat dan tak ada tokoh lain yang berani melawan, maka demokrasi tidak akan terjadi.
"Makanya menunggu adanya calon yang mampu melawan merupakan sebuah keharusan untuk membangun demokrasi," ujar politisi yang juga mantan jurnalis ini.
Namun, Nasdem membantah jika desakan menunda Pilwali tersebut karena partainya gagal mencari sosok dan figur pemimpin untuk Surabaya.
Gus Choi berdalih, sebagai partai baru, Nasdem sudah berusaha menjaring calon dari berbagai kalangan yang ada di masyarakat.
"Tapi sampai saat ini memang belum muncul dan ketemu sosok yang pas serta benar-benar layak," ujarnya.
Untuk itu, dari 19 daerah yang menggelar Pilkada serentak di Jatim, sampai saat ini DPP Nasdem sampai masih belum memutuskan siapa pasangan calon yang akan diusung dalam Pilwali Surabaya.
Padahal 26 Juli nanti atau tiga hari lagi pendaftaran pasangan calon ke KPU akan resmi dibuka.
Selain Surabaya, Nasdem juga belum mengeluarkan rekomendasi pasangan calon yang diusung di empat daerah lain.