News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muktamar NU

Gelar Ilmiah ‘Potret Perempuan Indonesia dan Kontribusi NU’ di Arena Muktamar NU

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggia Ermarini (Sekjen Fatayat NU) menyampaikan materi tentang peta permasalahan Kesehatan Ibu dan Anak, Novisah Hijriah (Presidium Kaukus Perempuan Muda NU) menyampaikan peta permasalahan tentang kekerasan perempuan, Masruhah (komisioner Komnas Perempuan) menyampaikan materi tentang kekerasan seksual anak dan Loly Suhenti (Sekretaris Eksekutif Kaukus Perempuan Parlemen RI) hadir mewakili Ibu GKR Hemas (Ketua Presidium KPP RI) menyampaikan pokok-pokok pikiran Ibu Hemas

TRIBUNNEWS.COM.JOMBANG-Kaukus Perempuan Muda NU telah menyelenggarakan Gelar Ilmiah Tentang Permasalahan Perempuan di Arena Muktamar NU ke-33 di Jombang,bertempat di Kampus C STIKES ICME.

Gelar Ilmiah bertajuk “Permasalahan Perempuan dan Bagaimana Politik Menjawabnya” tersebut dihadiri oleh sekitar 120-an peserta dari kalangan akademisi STIKES ICME, aktifis kepemudaan, aktifis mahasiswa dan aktifis perempuan dari berbagai daerah di pulau Jawa yang hadir dalam rangka meramaikan gelar Muktamar NU, Minggu (2/8/2015)

Sebagai narasumber dalam Kuliah Umum tersebut antara lain Novisah Hijriah (Sekretaris Wakil Presiden RI dan Presidium Kaukus Perempuan Muda NU), Masruhah, Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Anggia Ermarini (Sekjen Pimpinan Pusat Fatayat NU) dan Loly Suhenti (Sekretaris Eksekutif Kaukus Perempuan Parlemen RI).

Novisah Hijriah, Presidium Kaukus Perempuan Muda NU menyampaikan diselenggarakannya Kuliah Umum tersebut bertujuan sebagai ajang tukar pikiran dan pengalaman tentang bagaimana bekerja bersama dan untuk perempuan dan anak.

“Kami ingin memberi warna dalam Muktamar ini. Kami bawa peta masalah tentang perempuan dan anak yang sangat kompleks. Ini lho penyebabnya. Begini lho dampak sosial, budaya, ekonomi dan struktur sosial di masyarakat jika terjadi ketimpangan gender. Lalu di ujungnya kami ingin NU sebagai organisasi kemasyarakatan yang memiliki basis keagamaan yang sangat kuat memiliki kepedulian bagaimana menyelesaikan masalah-masalah yang kami bahas ini. Intinya kami ingin NU punya program yang serius dalam masalah perempuan dan anak dan kami berharap itu masuk dalam komisi program pada muktamar ini” ujar Novisah yang juga sebagai Penerima Chevening Award dari Pemerintah Inggris pada tahun 2013 tersebut

Di antara permasalahan yang sangat komplek yang menimpa kaum perempuan dan anak sampai saat ini adalah masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kekerasan yang terjadi tidak lagi disebabkan oleh pola relasi di dalam rumah tangga antara suami dan istri namun sudah mengarah pada pola relasi yang justru belum memiliki ikatan seperti sepasang kekasih. relasi orang tua dan anak.

“Siapapun kita dapat menjadi korban kekerasan dan terjadi di mana saja. Kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh lingkungan terdekat. Kalau kemarin lalu kekerasan di rumah tangga, sekarang juga dilakukan oleh sepasang kekasih dan juga orang tua kepada anaknya atau anak kepada orang tuanya. Kekerasan dapat berupa tindakan maupun verbal seperti makian, hinaan dan lain sebagainya” Ujar Novisah

Data Komnas Perempuan (2014), terdapat 87 jenis kasus masuk ke Pengadilan Negeri (data Badilum), di antaranya 12.649 kasus ditangani lembaga mitra layanan di 30 Propinsi, 8.315 kasus dilakukan oleh hubungan personal (42% atau 4.305 KDRT, 29% atau 2.428 relasi personal lain, 13% atau 1.085 kekerasan dalam pacaran termasuk kekerasan seksual dan pemerkosaan) dan hanya 2 kasus saja yang masuk ke UPPA.

Sementara itu Masruhah (komisioner Komnas Perempuan) berharap NU menjadi garda depan dalam mendorong lahirnya UU Kesetaraan Gender yang di dalamnya mengatur tentang pola relasi laki-laki dan perempuan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini